Karma 21 - <Rio-Atik>

8K 121 23
                                    

ENG ING EEEEENG...

HOHOHO PADAHAL INI MAU AKU POST TADI MALAM. TAPI DIKARENAKAN KESIBUKAN DAN LUPA JADI YAAA HARI INI AKU POST :D hohohohohoho

dan part ini bener-bener pendeek *kata yang udah baca*

jadi maaf yaa :)

cuman bisa berharap kalian tetep suka n menikmati part yang ini >.<

eit sebelum baca, mohon vote sama komennya ya >.< buat.. hmm... seperti biasanya setiap si author pengen ngepost.

yaudah... silahkan baca aja >.< CEKEDIDIDIDIDIDIDDIK!

-------------------------------------------------

Kesempatankah....?

 

Dihari minggu ini diawali Rio dengan kepala menunduk memandang gerakan air dibawah kakinya dengan mata menerawang. Memikirkan segala kebetulan dan keadaan yang selalu berujung dengan tatapan sinis dan ucapan pedas gadis yang dulu dia sangat sukai. Atau mungkin sekarangpun masih sangat dia sukai.

Dan yang semakin membuatnya heran. Kenapa setiap dia berada – bermesraan – dengan seorang wanita selalu ada Atik disana yang datang tiba-tiba dan membuatnya seperti orang yang tertangkap basah dan melakukan hal kotor tak berbudi – memang begitukan – dan membuat gadis itu semakin tidak menyukainya dan mengambil pandangan sendiri tentangnya tanpa tahu seperti apa dia – dan itu bisa dikatakan kalau pandangan Atik memang benar adanya kalau Rio itu Playboy! –.

“ARGH!!!!” dengan frustasi Rio mengacak rambutnya. Bingung bagamana caranya agar Atik melenyapkan segala pikiran buruk tentangnya. Dan bodohnya lagi sebenarnya perbuatan buruk itu memang dirinya sendiri yang membuatnya. “ARGH!! Bagaimana caranya supaya gadis itu menatapku lain? Dan menghilangkan kilatan kesinisan dimatanya?” tanyanya dengan nada frustasi pula.

Dan... TING! Tiba-tiba saja sebuah ide muncul dikepalanya.

“Mungkin dengan cara itu akan membuat tatapan sinis itu berbalik berubah menjadi tatapan lembut penuh pesona...” seringainya penuh khayalan.

Rio... Rio... Ckckckckck.

------- Rio-Atik -------

Uhuk!

“Sshhh minum... Tita... Minum gue!! Minum gue!!” jerit Atik kalap karna tiba-tiba saja dia tersedak nasi yang dia makan.

Dengan cepat Tita mengangbilkan minuman Atik. Karna dilihatnya wajah Atik yang memerah – beserta matanya juga – sambil terbatuk-batuk super nelangsa itu dan secepat kilat Atik langsung menyambut minuman itu dan meminumnya kalap. Membuat Tita berdecak, “Makanya kalau makan itu jangan kayak orang udah nggak makan satu bulan dong. Pelan-pelan aja makannya, nikmati nasi...”

“Lo kan tau gue beberapa hari ini susah makan...,” Atik meletakkan cangkirnya yang sudah ludes habis tak berisi lagi dan menatap Tita dengan wajah tertekuk, “Jadinya setelah ngerasa perut gue udah serasa tong kosong nyaring bunyinya, terus ngeliat makanan yang lo bawain dan itu super enak ya gue langsung embat aja cepat-cepat...,” Jelasnya.

“Tapi nggak gitu juga kali, Dee. Dan juga karena apa lo jadinya susah makan gitu? Karena cinta yaaa?” todong Tita dan melemparkan serbet bekas meja yang dilapnya pada Atik. Membuat atik langsung mengibaskan serbet itu dan menatap serbet itu horror. Bauuu.

KARMA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang