18

8.4K 416 3
                                    

Cecillia mendongak dalam dekapan hangat Dante. "Dante."

Dante menciumi puncak kepala Cecillia sebelum kembali mendekapnya. "Semua akan baik-baik saja, Sayang." Dante mengusap lengan Cecillia, tapi itu semua justru membuat Cecillia tahu bahwa tidak ada yang baik-baik saja.

Dante sama sekali tidak istirahat sejak kedatangan mereka di rumah lama Willis. Sering Cecillia melihat Dante menatap keluar jendela dengan termenung. Sibuk dengan pikirannya sendiri. Cecillia jadi bingung harus mengatakan apa atau melakukan apa, agar Dante mau menceritakan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Dante tiba-tiba jadi pendiam dan menjaga jarak.

"Dante, tidakkah kau seharusnya mengatakan sesuatu tentang ini padaku?" ucap Cecillia.

Dante mengendurkan pelukannya, membuat Cecillia dapat melihat kepedihan di mata Dante. "Kau ... keberatan jika kita pindah dari rumah besar itu?" tanya Dante.

Cecillia menggeleng. "Tidak sama sekali, itu bukan rumah-ku. Dante, aku sedang mengkhawatirkanmu. Aku tidak tahu apa yang membuatmu memutuskan untuk keluar dari rumah itu, tapi aku tahu itu semua yang membuatmu jadi pendiam dan menghindar dariku," jelas Cecillia.

Dante kembali memeluk Cecillia yang terdengar sangat bersedih. Dante memang tidak bisa berpikir apa pun belakangan. "Aku minta maaf, Cille. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku sudah tidak punya apa pun untuk memenuhi kebutuhanmu."

Cecillia menggeleng. "Aku tidak perlu apa pun, sungguh."

"Tapi kita tidak bisa selamanya bergantung pada Willis, Sayang. Kita sama sekali tidak punya apa pun untuk dijual."

Cecillia mengaitkan jemarinya dengan jemari Dante. "Besok aku akan menemui Joseph, pasti ada yang bisa kulakukan untuk membantu di peternakan," bisik Cecillia.

Dante menatap mata abu-abu istrinya yang biasanya terlihat berbinar, tapi kini meredup. Membuat hati Dante sakit. "Kita, Sayang. Aku juga akan ikut denganmu. Berdua akan lebih baik."

Cecillia mengangguk dan memeluk laki-laki yang sangat dicintainya itu. Cecillia memang tidak tahu apa yang terjadi, tapi dirinya yakin Dante pasti tahu apa yang terbaik untuk mereka berdua.

Yang bisa Cecillia lakukan hanya mendampingi Dante apa pun yang terjadi. Seburuk apa pun keadaan mereka atau sesulit apa pun jalan yang akan mereka lewati. Asalkan bersama Dante, semua akan baik-baik saja. Asalkan bersama Dante, Cecillia yakin dirinya pasti kuat. Asalkan bersama Dante, tidak ada yang tidak bisa mereka lewati bersama.

Asalkan bersama Dante. Suaminya ....

****

Willis hanya bisa menunggu. Menunggu dengan sabar sampai Ratu Bettary memberikan respon padanya. Jelas sekali wanita baya itu sedang tidak ingin membahas sesuatu dengan siapapun karena amarahnya yang terasa masih menggelegak.

Tapi Willis tidak punya pilihan. Tidak ada kata besok. Willis yakin, Ratu tidak seramah topeng yang dikenakannya di hadapan orang lain. Willis tahu siapa yang membunuh Puteri Letticia dari buku harian Puteri Letticia yang ditemukan Ritta. Karena itulah, Ritta meminta Willis untuk menjaga Cecillia saat kejadian yang sama hampir menimpa Cecillia beberapa bulan lalu.

Ratu Bettary mengibaskan tangannya mengusir Willis tanpa kata-kata. Namun Willis justru semakin mendekat ke arah meja kerjanya yang terlihat sangat berantakan dengan kertas bertebaran.

Willis sudah hampir setiap hari ke kerajaan setelah kepergian Dante dan Cecillia beberapa hari yang lalu. Dan pekerja serta pelayan di tempat itu resah, mendengar rumor tentang penghapusan Dante sebagai bagian dari keluarga Paxton.

Revisi Bastard PrinceWhere stories live. Discover now