13

10.8K 497 3
                                    

Cecillie mengusap lengannya dengan gelisah, seolah ada aliran listrik pada udara yang menyengat kulitnya. Akhirnya hari ini datang juga, siapa yang mau Cecillia bohongi? Hari ini pasti datang. Hari dimana dirinya harus bertemu kembali dengan Dante.

Sudah lama sekali Cecillia tidak melihat Dante, dan berusaha sekuat tenaga untuk terbiasa dengan lingkungan kehidupannya yang baru—dan menyenangkan—bersama Willis. Tapi tetap saja, jika Dante tidak menceraikannya, maka Cecillia tahu kemungkinan untuk dirinya kembali ke rumah Dante yang kosong dan dingin akan terjadi. Jika bukan hari ini pasti akan ada hari lain.

Selama delapan bulan ini Cecillia berusaha menghindar dari apa pun yang berhubungan dengan Dante. Berusaha membangun perasaannya pada Willis. Tapi .... Oh Tuhan, kenapa semua ini terjadi padanya dan Willis di saat mereka merasa semuanya sudah baik-baik saja? Saat mereka merasa dunia sudah sedikit lebih tenang?

Dante lumpuh. Lalu memangnya apa hubungannya dengan Cecillia, sehingga dirinya harus kembali ke rumah besar itu? Bukan Cecillia yang menyebabkan Dante lumpuh. Tapi tetap saja semua ketidak nyamanannya ini, tidak sebanding dengan keinginannya untuk melihat Dante. Untuk memastikan bahwa Dante baik-baik saja. Walaupun Dante sangat jahat, tapi tidak ada seorang pun yang pantas mendapatkan nasib semenyedihkan itu. Lalu dimana Tattianna? Kenapa Kenee meminta Cecillia kembali?

Suara ketukan di pintu keretanya mengejutkan Cecillia hingga ia hampir melompat dari kursinya. Cecillia membuka jendela kereta kuda, dan memperhatikan Willis yang berkuda disamping keretanya mengenakan stetson warna pasir. Tersenyum padanya, dan membuat dada Cecillia sakit karena ketulusan dari tatapan Willis padanya. Semua itu tergambar di mata Willis saat melihat Cecillia.

"Apa aku membangunkanmu?"

Cecillia tersenyum lemah dan menggeleng. "Aku tidak bisa tidur, ini membuatku resah."

"Tenanglah, aku ada di sini," yakin Willis dengan mencoba mengambil sesuatu dari tas pelananya, dan menyodorkannya pada Cecillia.

"Makanlah, kau belum makan dari pagi."

"Aku seperti mati rasa, aku tidak bisa merasakan apa pun. Aku tidak lapar dan mengantuk."

Willis menghentak kudanya untuk bergerak sedikit lebih ke depan, agar bisa berbicara dengan Kenee yang mengendalikan kuda kereta itu untuk meminta waktu beristirahat. Willis tahu Cecillia sangat tegang, dan tidak makan atau istirahat adalah cara termudah untuk membuatnya sakit.

Kenee menghentikan kereta kuda mereka. Membantu Cecillia turun dari kereta, dan melepaskan kuda-kuda mereka agar beristirahat atau merumput sejenak.

"Kenee, aku akan mengajak Cecillia berkuda sebentar."

Kenee menyipit dan menatap mata Willis lebih lama. Mencari tahu apa yang direncanakan oleh Willis, namun segera mengangguk saat tidak menemukan bukti kebohongan di mata Willis. "Jangan terlalu lama."

Willis membantu Cecillia naik ke atas kuda abu-abunya sebelum ikut naik di belakang Cecillia, dan membawa mereka berjalan-jalan di sekitar tempat itu.

Berkali-kali Willis menyadari Cecillia mengembuskan napas berat, seolah kereta kuda sama halnya dengan penjara. Penjara kecil yang akan membawanya pada penjara yang lebih besar lagi. Willis sangat tahu bahwa Cecillia mungkin akan lebih nyaman melakukan perjalanan dengan menunggangi kuda, daripada naik di dalam kereta yang membatasi udara untuk mengembus wajahnya.

"Bersandarlah padaku," bisik Willis.

Cecillia akhirnya bersandar di dada bidang Willis sebelum memejamkan matanya. Cecillia sangat lelah, dan bahu hangat Willis terasa seperti selimut yang akan membawanya pada mimpi indah.

Revisi Bastard PrinceWhere stories live. Discover now