Bagian 61. YANG PERGI DAN DATANG

812 296 17
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillahirrahmanirrahim.

Sore ini nol kan ATM. Saya mulai lagi menjual tulisan di KK. Dukungan teman-teman untuk Arrasid semua setelah potong pajak platform, biaya transfer bank, dan zakat penghasilan saya.

Bismillah.

Silahkan teman-teman yang mau membantu [ 6281263649 BCA a/n NIKEN ARUM DHATI ]. Kami benar-benar membutuhkan uluran tangan kalian semua. Masih jauh teman-teman. 22.000.000 lagi.

Alhamdulillah tamu bulanan sudah datang setelah 2 bulan tidak berkunjung. Benar-benar seperti banjir dan membuat lemas badan. Tapi saya bersyukur sekali.

Langitkan doa untuk kami selalu ya teman-teman. Jatuh bangun tidak apa-apa. Semoga saya kuat dan tidak banyak mengeluh. Berharap Mbak Atun Wasilatun membuat saya terkejut sih tetap. Sehat-sehat ya Mbak 🙏

Selamat membaca teman-teman ♥️

Note : Saya dobel update sekarang juga biar tidak kelindas pekerjaan lain dan akhirnya lupa.

*

Es teh disajikan istri Tuan rumah yang ramah yang seakan tidak percaya bahwa mereka kedatangan tamu seperti Gempar. Duduk di cakruk yang kebetulan ada di depan rumah mereka, pria bernama Rahmadin yang dulu ceking culun rambut belah tengah klimis, nyatanya sudah bertransformasi menjadi pria dengan massa otot 8 dan tubuh yang lebih berisi.

”Sudah beberapa hari ini tobat panasnya. Ini gimana? Mbok ayo duduk di dalam.”

"Tidak apa-apa Din. Hari ini juga panas banget. Ini aku minum ya.”

”Wah ya monggo to Den Mas.”

”Halah. Den Mas itu apa Din. Sudah...sudah...”

Rahmadin tertawa dan ikut menyeruput es teh di depannya. ”Bapak dan Ibu sehat? Salamku ya...terima kasih sudah datang ke pernikahan kami.”

”Alhamdulillah sehat. Maaf tidak bisa pulang waktu kamu menikah Din. Tugas negara.”

”Iya. Kaget loh aku bapak dan ibu menyempatkan datang.” Rahmadin tertawa dan matanya lalu menerawang seakan mengingat momen ketika dirinya bertemu dengan pasangan Pramoedya yang mewakili anaknya datang ke acara resepsi pernikahannya tahun lalu. ”Ada apa? Apa yang bisa aku bantu?”

Atmosfer naik perlahan. Situasi menjadi serius seiring batu es yang mencair.

”Aku mau minta tolong dicarikan informasi tentang Ariyani Nugroho.”

”Sebentar. Informasi?”

”Dia ada di lapas tempatmu berdinas, Din.”

"Ah...sebentar dulu...Ariyani Nugroho?” Rahmadin terlihat menautkan alis dan sepertinya dengan keras mencoba mengingat-ingat sesuatu. ”Tapi, tahanan yang namanya Ariyani Nugroho itu setahuku sudah dipindahkan ke Lapas Kelas IIB di Wonosari bersama dengan 7 narapidana wanita lainnya.”

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now