Bagian 46. MENUNGGU SESEORANG YANG DITINGGALKAN SENDIRIAN

1.3K 349 33
                                    

Bismillah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bismillah.

Sudah tidak tahu harus bagaimana saya teman-teman. Apakah saya harus menyerah membantu Arrasid?

Tolong teman-teman, bantu mengurangi tagihan kami di [ 6281263649 BCA a/n NIKEN ARUM DHATI ]

Semoga hari ini saya mendapatkan kabar baik dari kalian semua untuk tagihan yang masih utuh 5.350.000 lagi di luar tagihan kamar, obat-obatan dan tindakan medis.

Selamat membaca teman-teman dan tolong jangan melupakan kami 🥺🙏♥️

*

”Apa aku harus menutup kepala seperti Ibu, Mas?”

”Tidak harus tiba-tiba. Tapi itu kewajiban.”

”Huum...berarti benar-benar sudah tidak boleh bersentuhan...”

Gempar menoleh dan menelan ludah kelu. Dia menatap Brielle yang berjalan melipir menjauh darinya. Gadis itu melirik Gempar dan tersenyum aneh.

”Tidak apa-apa, Mas. Kita akan segera menikah.”

Sekali lagi, Gempar mendengar nada gembira dari suara Brielle. Gadis itu melangkah dengan semangat menuju mobil dan mereka akan pergi ke restoran Steak and Grill Tamansiswa di mana keluarga sudah menunggu.

Gempar membukakan pintu mobil untuk Brielle dan masuk sesaat kemudian. Mereka menatap Masjid Gede Kauman di mana baru saja Brielle mengucapkan dua kalimah syahadat sebagai peneguhan keyakinannya menjadi seorang muslim.

Fresh. Segar bagaikan buah yang baru saja dipetik dari pohon. Seperti sebuah buku baru dengan lembar-lembar yang masih kosong.

”Bismillah.”

"Iya. Bismillahirrahmanirrahim.” Brielle menyahut dan itu membuat Gempar tersenyum. Mobil melaju meninggalkan area masjid dan bergabung dengan keramaian jalan raya.

”Tas nya ganti, siapa yang belikan?”

Brielle mengusap tas tangannya yang bermotif batik.

Brielle mengusap tas tangannya yang bermotif batik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

”Ini bekas Mbak Kiko.”

”Loh.” Gempar memperhatikan tas di pangkuan Brielle dan samar mengingat pernah melihat Mbak nya memakai tas itu. ”Tidak apa-apa memakai tas bekas?”

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now