Bagian 14. Puzzle Buram

1.1K 344 52
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Selamat pagi teman-temaaaaaaan...

Yuk lah saya ngebut nulis cerita ini. Jualan di Karyakarsa untuk bantu Arrasid walaupun tak banyak. Dan tetap berbagi di Wattpad untuk merayu Allah agar dimudahkan dalam setiap kesulitan. Semoga kalian yang menjadi bahagia walau sedikit karena tulisan ini, mau menyelipkan Arrasid dalam doa-doa terbaik kalian.

Terima kasih yang sudah berbagi rejeki dengan Arrasid. Setiap hari saya akan memulai dari nol lagi. Semoga kalian masih mau mengulurkan tangan [ BCA 6281263649 a/n NIKEN ARUM DHATI ]

Terima kasih teman-teman dan selamat membaca ♥️

*

Nyonya Alana Grace Leandro

Di mata Gempar, adalah sosok yang cantik dan santun. Dia berbicara dengan sangat tertata dan ekspresif. Dari gesture tubuhnya, dia juga jelas wanita yang berpendidikan dan pandai membawa diri.

Pemikiran Gempar sampai pada titik itu sebelum sebuah pemikiran lain menghantamnya. Nyonya Alana menyembunyikan jati dirinya yang sesungguhnya. Wanita itu seperti sedang melakonkan sebuah peran menjadi wanita sesuai dengan keinginan dan ekspektasi orang banyak.

Sejatinya jiwanya adalah pemberontak. Kepribadian yang hangat dan bebas.

Gempar berdeham kecil demi mengusir pemikiran di kepalanya yang terus berkecamuk memberikan penilaian pada sosok wanita yang sejak beberapa menit lalu mengajaknya ke meja minum teh di selasar belakang bangunan induk ranch itu. Mereka menatap kejauhan dan pandangan wanita itu tertuju pada istal kuda dan kesibukan di sana.

"Aku menyukai mengurus kuda-kuda di ranch ini ketika aku masih...seusia gadis itu."

Gempar mengikuti arah telunjuk Nyonya Alana. Wanita itu menunjuk ke arah sosok Brielle Harris yang sedang mendorong gerobak berisi ember-ember air yang sudah dicampur suplemen khusus kuda. Gadis itu mondar-mandir keluar masuk istal.

"Aku dengar kau yang membawa gadis itu kemari?"

"Betul, Nyonya."

"Bagaimana pendapat mu tentang gadis itu?"

Gempar mendongak dan tersenyum. "Brielle Harris cukup baik dalam mengerjakan tugasnya. Saya harap dia tidak mengecewakan."

"Tidak. Dilihat sekilas saja, gadis itu jelas memiliki passion yang besar pada kuda. Ooh...aku merindukan anak gadisku."

Gempar tetap menunduk dan sesaat kemudian meraih cangkir tehnya.

"Dia sangat cantik bukan? Bagaimana pendapatmu sebagai seorang pria?"

Gempar mendongak dan meletakkan cangkir teh dengan sangat hati-hati dan tidak menimbulkan suara. "Iya Nyonya. Sangat cantik." Gempar ikut melayangkan pandangan ke arah Brielle yang sekarang sedang berada di samping pagar dan memperhatikan Seth menunggangi kuda di lapangan.

GEMPAR AND THE COFFEE THEORY Where stories live. Discover now