[ 30. ]

14.8K 3.1K 1.1K
                                    

Hai,
Kedjutan ~~
kalau kamu senank
tibanin 🩷❤️💚 yang banyak yaa

.

2.300 kata untuk Bab ini
dan kayaknya seperti Repeated
ini draftnya bakal molor -_-
amsyong~

.

happy reading ya
and thank you.

🍯

[ 30. ]

We're sorry, the number you're calling has been disconnected or is no longer in service.

Wyna menghela napas pendek, memandang layar ponselnya dengan wajah lesu dan datar. Lelaki itu benar-benar memblokir nomornya dan yang tersisa sekarang hanya sejarah pesan singkat tidak seberapa ditambah riwayat satu panggilan terjawab.

"Wyn, kamu kok di luar?" Suara Inge Razi membuat Wyna bergegas menutup layar ponsel dan bangun dari duduk.

"Iya, ada Daddy temenin Bunda di dalam." Wyna menyimpan ponselnya di saku lantas menunjuk sang suami yang datang dengan tas makanan. "Sama nungguin Mas Sharga, kita pengin penyetan."

"Oh iya, kalian makan dulu deh, Tante mampir karena ternyata waktu arisan itu ... Bu Rustini yang dapat, ini Jeng Anggun baru sempat kasih uangnya."

Wyna mengangguk. "Bunda emang enggak mau ketemu mereka dulu, Tante."

"Iya, Tante paham, tapi ini haknya Bunda kamu ... Tante harus berikan." Inge kemudian menoleh saat Sharga sudah begitu dekat.

"Sore, Tante," sapa Sharga, memindahkan bawaan di tangan kiri lalu menyalami Inge.

"Sore, Sharga, wes kalian makan dulu. Di belakang itu lho, sambil lihat taman ada pancuran air, jam segini paling udah sepi." Inge memberi tahu.

"Iya, Tante," ujar Sharga sembari mengangguk.

Inge bergegas pergi dan Wyna berjalan ke area yang disebutkan. Sharga membuntuti dalam langkah tenang.

"Bita pasti sering banget ya dirawat, sampai Tante Inge hafal situasi rumah sakit ini," kata Sharga dan sewaktu menoleh mendapati banyak perawat bergantian menyapa Inge. "Itu juga, kompak para suster nyapa Tante Inge."

"VIP I member," kata Wyna lantas duduk di salah satu kursi taman yang teduh. Seperti kata Inge, memang sudah sepi ketika mendekati pukul lima sore.

Sharga duduk di samping sang istri, menyerahkan kemasan berisi makanan mereka. Sementara Wyna membuka kotak makan, Sharga memeriksa chat masuk di ponselnya.

"Sandy ngambek, kita belum jadi pulang hari ini." Sharga menunjukkan isi chat pada Wyna. "Hahaha, siapa yang ngajarin dia collect stiker marah-marah begini?"

"Susnya lah," jawab Wyna.

"Mau jawab gimana ini?"

Wyna melepas sendok dan menuang sambal di pinggiran kotak makan. "Sabar, sama kasih pengertian Omanya belum bisa ditinggal ... sementara dia harus sekolah."

"Aku dulu setiap Mama atau Nenek sakit, selalu dibolehin enggak masuk dan bisa temenin di Rumah Sakit." Sharga memberi tahu sambil membalas chat sang anak sesuai instruksi Wyna.

REPUTATIONWhere stories live. Discover now