21

13.4K 856 34
                                    

Nio menggeleng sambil menutup mulutnya. Dia sudah mual, perutnya terlalu penuh.

"Su-dah..." cicit Nio pelan karena takut menyakiti perasaan Lucas..

"Aaaaa... Buka mulutmu, Nio! Kau tahu tangan ku pegal!" Benar saja, Lucas itu keras kepala.

Mau tak mau Nio harus membuka mulutnya lagi. Membiarkan isi dari makanan di sendok Lucas masuk dan mengisi bagian penuh di dalam lambungnya.

"Ugh..." Nio rasanya sudah tak bisa mengunyahnya lagi.

Bagaimana tidak? Lucas sejak tadi tak ada hentinya menjejalkan makanan ini dan itu ke dalam mulutnya.

Belum habis yang ada di dalam mulut Nio, Lucas kembali menyodorkan sendok yang lain.

"Ini sehat! Nio, baby kita harus sehat di dalam sana, begitu juga dirimu..." Lucas berubah cukup drastis.

Ah, Lucas agak melodramatic.

Tak ada Lucas berekspresi dingin, tak ada Lucas yang menatap Nio dengan tatapan datar, atau bahkan tak ada Lucas yang merendahkan Nio dan menganggap Nio sebagai pemuas sex nya saja.

"Oke, tapi ini yang terakhir ya, aku sudah sangat kenyang, baby juga sudah kenyang..." Nio membawa telapak tangan Lucas untuk membelai perutnya yang mulai membuncit.

Genap 4 bulan sejak pertama kali kehamilan Nio terdeteksi, dan sejak saat itu pula tak ada hal aneh dan gila yang sebelumnya sering terjadi di dalam mansion mewah Clairton itu.

Hal gila seperti sex gila tanpa cinta antara Andro dan David yang disaksikan semua penghuni mansion. Atau aksi penyiksaan yang Alexandria dan Lucas yang mereka lakukan kepada para pekerja mereka yang berkhianat. Tak ada lagi, semua hal mengerikan itu seolah musnah dari radar mansion Clairton.

"Mau jalan jalan nanti sore?" Lucas bertanya usai dia membelai dan membersihkan bibir Nio dari sisa sisa noda makanan yang menempel.

"Mmm... Manis..." Lucas menggigit pelan bibir Nio.

"Eungh..."

Ciuman spontan itu kembali terjadi. Lucas memangut bibir plum Nio.

"Kau tak makan gula kan? Tapi kenapa bibirmu sangat manis?" Lucas melepaskan ciuman mereka, lalu setelah nya dia mengagumi bibir Nio.

'Bibir ini hanya milikku. Tak ada yang bisa menyentuh apalagi menciumnya kecuali aku.' Batin Lucas bertambah posesif.

"Hahaha... Kau bisa saja..." Tawa kecil keluar dari bibir indah milik Nio.

Mata bundar omega itu tak bisa berbohong. Dia sangat amat bahagia detik itu. Seolah dia ingin menghentikan waktu agar dia dan Lucas bisa berdua bersama tanpa harus memikirkan hal ini dan itu.

"Luc, aku mencintaimu... Sangat mencintaimu..." Nio tak lagi malu mengungkap perasaanya.

Grep!

Bahkan omega yang tegah berbadan dua itu langsung menubruk tubuh Alpha nya. Memeluknya erat sekali, membiarkan aroma Lucas menyelimuti tubuh kecilnya yang membuncit di bagian perut.

'Nyaman.'

'Hangat.'

Bersama Lucas untuk kali pertama nya, Nio benar benar tersenyum bahagia tanpa beban.

***

Lucas baru saja menidurkan Nio. Jam masih siang memang. Tapi Lucas memaksa Nio untuk tidur siang dan beristirahat. Bahkan Lucas memasukan beberapa dosis obat tidur di makanan Nio tadi, agar omeganya itu bisa beristirahat.

Tenang saja, obat tidur itu aman untuk omega yang tengah hamil. Roger sang dokter sendiri lah yang mengatakan nya pada Lucas.

'Asal tak kau berikan setiap hari, ini aman aman saja, Tuan.'

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now