5

41K 1.9K 295
                                    

"Ternyata sulit..." Nio mengelap keringat di dahinya. Sejak tadi dia membersihkan ruangan dan kamar Lucas. Sedangkan si empunya hanya duduk diam tak berekspresi sambil terus mengawasi Nio.

Beberapa kali Lucas juga memerintahkan Nio untuk membawakan teh atau makanan ringan lainnya. Tapi ada saja hal yang Lucas rasa kurang, sehingga Nio harus rela bolak balik dari ruangan Lucas dan dapur.

"Tuan, ini." Nio meletakan biskuit keju di depan Lucas.

Lucas mengambil sekeping biskuit itu dan memakannya. Dan tanpa mempedulikan Nio yang sudah susah payah membawakan biskuit itu, Lucas membuang makanan ringan itu begitu saja.

Bukan hanya membuang ke lantai, tapi memuntahkan yang ada di mulutnya ke pakaian yang Nio pakai.

"Masih manis." Komentar itu yang sejak tadi Nio dengar, tapi kali ini lebih parah.

Nio merendahkan tubuhnya, membuat kedua lututnya menyentuh lantai. "Huft ..." Helaan napasnya terdengar.

Dia memungut satu demi satu biskuit yang jatuh. Bahkan dia tak sama sekali memikirkan apalagi marah karena pakaiannya yang kini ternoda biskuit yang Lucas muntahkan sebelumnya.

Dia terus memunguti biskuit itu hingga lantainya kembali bersih.

"Tuan, aku akan membawakan biskuit keju lagi. Tanpa gula." Nio ingin berbalik dan pergi dari sana. Akan tetapi Lucas menahan tangannya.

"Akh..." Nio merintih, sambil berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang digenggam Lucas. Namun pria berwajah dingin itu enggan melepaskan Nio.

Lucas terus meremas pergelangan tangan Nio. Dia tak peduli atau mungkin tak tahu, jika perbuatannya hanya membuat Nio kesakitan.

"Kau marah! Kau tak berhak marah, jalang!"

'Jalang ...'

Nio memejamkan matanya saat kata jalang kembali terucap dari bibir Lucas.

"Tuan, aku tidak marah." Nio menjawab Lucas tanpa ada nada tinggi satupun di dalam kalimatnya.

"Akh!"

Bukannya melepaskan pergelangan tangan Nio, tapi Lucas malah semakin menekan dan meremasnya. Dia tak suka jawaban yang Nio berikan.

"Kau marah! Kau marah karena aku terus memintamu membawa minuman atau makanan ringan!" Lucas masih kekeh dengan pemikirannya.

Nio menggeleng meyakinkan Tuannya. "Tidak, kenapa aku marah pada Tuan? Aku tak berhak ..." Nio berujar dan melirihkan suaranya di akhir kalimat.

"Tuan ..." Nio mengelus tangan Lucas yang dipenuhi urat menonjol.

Mata Nio yang teduh dan sayu itu menatap Lucas yang jauh lebih tinggi dari dirinya.

"Tapi, jangan membuang makanan Tuan. Masih banyak mereka di luar sana yang kesulitan untuk makan. Tidak apa jika Tuan tak menyukai biskuitnya, aku akan mengambilkan yang lain, tapi jangan dibuang, biskuit ini bisa kami, pelayan makan," ucap Nio.

Perlahan cengkraman kuat itu melemah dan akhirnya pergelangan tangan Nio terbebas dari Lucas dan cengkramannya.

Nio langsung menutupi pergelangan tangannya dengan tangan satunya. 'Ini sakit, dan memerah.' Batin Nio.

"Baiklah, Tuan. Aku akan mengambilkan-"

"Tanganmu."

Lucas memotong ucapan Nio.

"Hmm?" Nio berdehem bingung.

"Ck! Kemarikan tanganmu!" Lucas tak sabaran dan langsung menyingkirkan tangan kanan Nio yang menutupi tangan kirinya yang tadi Lucas cengkram.

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now