12

33.5K 1.7K 54
                                    

"Sudah sangat lama, ya ..."

Seorang pria yang nampak asing memasuki gerbang mansion keluarga Clairton. Pria dengan perawakan tinggi gagah. Menggunakan pakaian yang memperlihatkan bagian dada bidangnya yang dipenuhi liukan tato hitam yang sangat indah.

"Tak terlalu banyak yang berubah," imbuhnya sambil membenarkan sarung tangan hitam legam yang menutupi seluruh tangannya.

Netranya yang memiliki warna keindahan itu menyisir area di depan sana, lalu lidahnya berdecak pelan.

"Ehm? Selalu sepi seperti biasanya ya ... Hahaha ..." Tangannya naik dan menyisir rambut pirangnya yang semakin bersinar di bawah sinar matahari.

Dap

Dap

Dap

"Ah! Tuan Jean!" Beberapa pengawal langsung membungkukkan tubuh Meraka saat pria itu melewati mereka.

"Selamat datang kembali, Tuan Jean."

Jean berhenti dan mengamati satu per satu pengawal itu. Lalu mulai menghina dengan halus. "Mereka terlalu lunak kepada kalian, Hm? Sampai kalian terlihat seperti hewan tanpa tulang yang lembek."

"Hah!" Para pengawal gelagapan.

Namun tawa Jean menghentikan para pengawal itu. "Hahaha..."

"Di mana semua orang?" tanya Jean sambil menatap bangunan di depannya.

"Tuan Andro dan Nyonya Alexandria ada di kamar mereka. Tuan Lucas juga ada di dalam kamarnya, lalu..."

"Lalu?" Jean memicing menatap para pengawal.

"Lucas belum membunuh Gabriel dan David, kan?"

'Astaga! Tatapan matanya sangat mengerikan!' teriak salah satu pengawal di dalam hatinya kala Jean memperlihatkan mata tajamnya di balik poni pirangnya.

"Belum. Ah! Maksudku, Tuan Lucas tak akan membunuh David dan Gabriel."

Prok ... Prok ... Prok ...

"Bagus."

"Lalu di mana mereka?" tanya Jean menegaskan.

***

Jean tak melewatkan setiap titik yang ia temui di perjalanan menuju ke lantai atas. Gudang terbengkalai yang menjadi saksi kematian seseorang yang sangat Jean sesali, dulu sekali.

"Huft ..." Jean berhenti sebelum ia menaiki anak tangga ke atas.

'Jean! Janji ya kau akan membawa kami hidup bahagia besok!'

'Jangan terus bertarung dengan Lucas! Nanti kau dimarahi Nyonya Alexandria!'

'Yak! Jean! Aku lapar, Nyonya menghukumki tak boleh makan!'

'Jean aku takut, aku takut sekali, dunia ini kejam ya ...'

'Jean, sepertinya kita semua tak bisa keluar bersama. Ak-u akan pergi duluan ke sisi Tuhan dan menari dengan malaikat,"

'Sampai jumpa semuanya! Jangan ... Jangan membenci Lucas, Ya!'

Jean memejamkan matanya kala semua ingatan masa lalu yang manis dan juga pahit itu menari nari di dalam kepalanya.

"Kau menggodaku, hmm?" Jean terkekeh. Kakinya ingin segera menaiki anak tangga itu, namun sebuah suara menarik perhatiannya.

"David! Kau dimana?"

"Dav!"

"David! Jangan mengindariku!"

Ujung bibir Jean terangkat. Dia mengintai seorang pria yang tak lain adalah Nio, yang saat itu sedang mencari David.

Milik Tuan Lucas (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang