8

34.7K 1.9K 31
                                    

"CK! Menyusahkan!" Bibir Lucas terus bergumam marah, tapi hatinya mersa sangat amat khawatir kepada Nio.

Sangat tak sinkron.

Seharusnya Lucas masih berada di tempat rapat, di antara orang orang berjas, lalu membicarakan hal ini dan itu. Akan tetapi saat ini dia sudah berada di depan pintu kamar para pelayan di paviliun.

Tentu saja, dia mencari Niovan.

"Dimana dia?!" Pertanyaan retoris itu ia arahkan kepada Jon dan beberapa orang pelayan yang bergetar ketakutan saat melihat raut wajah marah Lucas.

"NIO!" desis Lucas menerobos semua pelayan yang sangat menghalangi jalannya.

"Tuan Lucas, kau tenanglah dulu. Nio baik-baik saja," ucap Gabriel sambil berusaha menahan Lucas.

Lucas memandang kesal ke arah pria manis itu, dia menghempaskan tangan Gabriel lalu menunjuk wajah Gabriel dengan telunjuknya. "Baik-baik saja katamu ?! Kau kira aku bodoh?!" serunya marah tak lagi menghiraukan Gabriel.

Penampilannya berantakan. Dan dia tak memiliki kesabaran lebih untuk menghadapi Gabriel yang menahannya di depan pintu kamar.

"Menyingkirlah!" seru Lucas sambil mendorong Gabriel.

Gabriel jatuh ke lantai dengan kepala membentur ujung daun pintu.

"Akh," ringis Gabriel. Tangannya ke atas, menyentuh dahinya dan mendapati darah keluar dari balik poni silver nya.

"Tuan..." Gabriel menatap nanar punggung Lucas yang sudah masuk ke dalam ruangan.

Namun Lucas bahkan tak melirik apalagi membantu Gabriel. Seakan fokus pria itu hanya kepada Nio yang masih tertidur di ranjang kecil itu.

"Kau ..." Helaan napas terdengar dari bibir Lucas.

Langkah pelan dan gontai pria itu membawanya mendekati ranjang tempat di jaba seorang pemuda masih memandangnya dengan raut wajah sedih.

"Kau ..." Lucas menyentuh pelan ujung kepala Nio. Dia juga tak tahu, mengapa dia harus menyentuh, ah... Mengusap rambut itu.

Nio mengambil tangan Lucas dan menjauhkannya dari rambutnya. Dia masih memandang Lucas dengan wajah sedih dan matanya yang masih sayu.

"Kenapa Tuan selalu kasar? Gabriel terjatuh karena kau dorong di depan sana, kan?" Nio terus melihat ke arah pintu. Apa dia sangat menghawatirkan Gabriel?

"Tuan mendorong dia, dia pasti kesakitan-"

"NIO!" Lucas mencekal tangan Nio. Memaksa pria yang lebih tua darinya itu untuk fokus kepadanya.

"Kau yang lebih sakit! Kau paham?" Lucas menekan satu demi satu katanya.

"Ck! Menyusahkan!" desis nya pelan sambil melepaskan Nio.

Lucas mengusap wajahnya kasar sambil memalingkan wajahnya. Dia tak habis pikir, mengapa Nio harus memikirkan Gabriel?! Dia sendiri lah yang saat ini paling menyedihkan.

Lucas mencoba sabar dan terus menekan amarahnya. Dia tak mungkin marah dan memukuli Nio, melihat bagaimana kondisi pria itu sekarang.

Membuka topik hati, Lucas bertanya tentang keadaan Nio.

"Kau sudah merasa lebih baik?"

Namun Nio tak fokus. Dia terus melihat ke pintu. Dan kali ini Lucas tak bisa menahan kesabarannya lagi. Di saat Nio mengucapkan lagi nama Gabriel.

"Gabriel-"

"Nio!" Lucas mengguncang pundak Nio saat itu dengan kekuatan yang terlalu kuat, hingga membuat Nio merintih kesakitan. "Akh!" Nio menyadari jika Lucas menyentuh beberapa lebam di tubuhnya yang masih begitu nyeri.

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now