15

29.5K 1.5K 68
                                    

"Sejak kapan kau di sini?"

Sebuah suara menghancurkan lamunan tak berguna di otak kecil Nio. Siapa lagi pelakunya jika bukan Lucas.

Lucas menarik tubuh kecil Nio dan tanpa izin langsung membawa tubuh itu di dalam gendongannya dan berjalan pergi ke kamarnya sendiri.

Lucas selalu ingin melihat Nio ada di sekelilingnya, di dekatnya.

"Tuan, kenapa kau membawaku ke sini?"

"Aku harus membantu Gabriel meminum obat dan mengoleskan salep di luka-"

"TUAN!" NIO menjerit kaget saat Lucas secara sengaja menggenggam pisau buah di telapak tangannya, sehingga telapak tangan itu terluka dan mengeluarkan darah.

Dan dengan wajah tanpa dosa, Lucas mengangkat dan memperlihatkan luka di telapak tangannya itu kepada Nio, tepat di depan wajah Nio yang syok.

"Aku juga terluka."

"Huft..." Bahu Nio bergerak turun. Terkadang dia tak tahu bagaimana cara pikir Lucas.

"Kau melukai dirimu sendiri, Tuan." Nio berkata pelan. Dia menarik tangan Lucas yang tak terluka untuk duduk di dekat jendela kamar pria itu.

Kotak obat sudah berada di pangkuannya, Nio siap mengobati luka palsu itu.

Selagi Nio mengobatinya, Lucas terus mengamati Nio. Setiap gerakan yang pria kecil itu lakukan tak luput dari mata elang Lucas.

"Tuan, sudah selesai." Nio menutup kotak obat itu. Dia sudah berdiri dan bersiap untuk berjalan masuk, tetapi Lucas menarik tubuhnya, sehingga Nio jatuh ke dalam pangkuan Lucas.

Nio bergerak tak nyaman. Karena demi Tuhan! Ada sesuatu yang keras yang bisa Nio rasakan saat dia duduk di atas pangkuan Lucas.

"Kau sudah tahu kan tentang Michael?" tanya Lucas dengan suara pelan.

Nio yang setengah mati tengah menahan gejolak di hatinya, hanya memberikan jawaban berupa anggukan pelan.

"Bagaimana tanggapanmu?"

Ah... Lucas bertanya tanggapan Nio?

'Apa aku boleh bertanya kepadamu, Tuan?' Nio terkekeh d dalam hatinya.

'Apa jika keajaiban itu ada dan jika Michael kembali hidup, apa kau akan memilihnya dan membuangku?' Batin Nio bertanya.

Tapi apa gunanya? Pertanyaan itu tak Lucas dengar. Lucas melirik Nio yang masih diam sejak tadi.

"Eunghh ... Tuan ..." desah Nio saat Lucas memasukan tangannya ke dalam pakaian Nio.

Lucas tersenyum miring. "Kau tetap diam saat aku bertanya? Kau anak nakal!" Lucas mengatakan nya tanpa nada marah, dia lebih ingin bercanda dengan Nio tanpa alasan.

"Aku lebih tua darimu, Tuan." Pipi Nio memerah.

"Benarkah?" Lucas memutar posisi duduk Nio, sehingga kini mereka berdua saling berhadapan.

Anggukan gugup Nio berikan. 'Aku semakin berdebar tak karuan saat Tuan menatapku seperti ini.' Batin Nio mengadu.

"Tapi kau pendek."

Ah! Mulut Lucas sangat terang-terangan.

Puk!

Pukulan tak berarti yang Nio layangkan ke dada bidang Lucas, membuat pria yang jauh lebih muda darinya itu tertawa pelan.

Dia mendapati sisi menggemaskan di dalam diri Nio.

"Kau yang terlalu tinggi, Tuan. Aku ini hanya normal." Nio menunduk.

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now