4

45.6K 2.1K 96
                                    

'Sial!'

'Kenapa aku mengatakan hal konyol seperti tadi?!'

Lucas berusaha menutup matanya dan melupakan semua hal yang sudah terjadi hari ini, termasuk kata-kata yang keluar dari mulutnya. Kata kata sok romantis yang jika Lucas ingat lagi, dia akan bergidik ngeri mendengarnya.

"Sial! Aku tak bisa tidur!" Lucas berseru marah.

Dia membuka jendela besar di kamarnya. Membiarkan udara segar masuk dan menjernihkan otaknya yang agak berantakan saat itu.

Akan tetapi matanya justru menemukan seseorang tengah duduk di depan kolam ikan.

"Jam satu dini hari."

"Ck! Tak pernah berubah," ucap Lucas.

Mengambil mantelnya, Lucas kemudian meninggalkan kamarnya dan mendekati sosok yang ada di dekat kolam ikan jam 1 malam.

"Ah!" Sosok itu terkejut saat Lucas menepuk pundaknya.

Lucas tak berekspresi, dia hanya menatap datar sosok tersebut dan mengambil tempat duduk di samping sosok tadi.

"Sepertinya aku harus membuat peraturan baru agar tak ada yang keluar mansion di tengah malam seperti ini, Gab." Lucas melirik sosok yang ternyata adalah Gabriel.

Gabriel terkekeh pelan menanggapi candaan sarkas Tuannya. Lalu dia mulai bertanya kepada Lucas.

"Apakah insomnia Tuan kambuh?" Suara lembut Gabriel tanpa nada dingin atau raut wajah ketus.

Lucas menggeleng. "Bukan insomnia, tapi sesuatu yang asing dan mengganggu pikiranku." Ketika mengatakannya, wajah Nio kembali muncul di dalam otak Lucas.

"Sial!" Sampai-sampai Lucas kembali mengumpat pelan.

Gabriel mengulurkan tangannya ke puncak kepala Lucas. Mungkin jika ada orang asing yang tak mengenal keduanya, mereka tak akan percaya jika Lucas dan Gabriel adalah Tuan dan pelayan.

Usapan lembut itu terus berlanjut dibarengi dengan nasihat ringan yang keluar dari bibir tipis Gabriel.

"Tuan bekerja dengan menatap layar biru setiap hari. Tuan juga melatih beberapa pengawal baru dan terkadang pergi mengurus banyak bisnis di luar." Gabriel terkekeh setelahnya.

"Tuan memang kuat, sangat kuat. Tapi tetap saja, Tuan akan sakit jika tak beristirahat." Gabriel menjeda kalimatnya.

Pelayan itu memfokuskan pandangannya kepada sang Tuan. Di dalam mata dengan pupil hazel itu nampak jelas ada banyak kekaguman di dalamnya, untuk Lucas.

"Istirahatlah Tuan, kau-"

"Lalu kau?" Lucas memotong ucapan Gabriel. Mempertanyakan hal yang sama sebagai bentuk kekesalannya kepada pelayan laki lakinya itu.

"Alasan apa yang akan kau katakan malam ini? Hah, bukan satu dua kali aku mendapatimu duduk di tengah malam seperti ini." Lucas mulai berpikir untuk mengunci semua pintu supaya tak ada yang keluar di malam hari.

'Ide yang bagus, dengan begitu pria jalang itu juga tak akan menyelinap keluar saat malam.'

Walau Lucas sedang duduk berdua dengan Gabriel, tetap saja masih ada Nio yang menjadi penguasa di dalam otaknya.

Gabriel menunjuk sebuah bintang yang menyendiri di antara banyaknya gerombolan bintang.

"Aku melihatnya," ucap Gabriel lirih.

Lucas mengikuti arah tunjuk Gabriel. Kemudian helaan napas dalam berhembus.

"Masuk dan tidurlah Gab." Nada suara Lucas menjadi lebih dingin saat itu.

Milik Tuan Lucas (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang