The Last Chapter

17.7K 1K 156
                                    

Hari telah berganti. Dinginnya pagi pun mulai menyapa bumi. Namun suasana di rumah keluarga Parulian masih saja sepi. Yang terlihat hanya para pekerja yang mulai sibuk mengerjakan tugas masing2. Yahh, acara makan2 semalam memang berakhir cukup larut. Maka tak heran jika anggota keluarga Parulian kini masih terlelap dibuai mimpi. Namun tentu saja tidak berlaku bagi Salma. Manusia paling morning person, versi keluarga Parulian. Seperti biasa, wanita cantik itu selalu mengisi paginya dengan secangkir teh hangat sambil bersantai di tepi kolam renang.

Pagi ini mendung tengah menyelimuti langit Jakarta. Membuat suasana hati Salma mendadak sendu. Perpaduan mendung, dingin dan teh hangat sangatlah pas untuk menemaninya berkelana pada hari2 yang telah berlalu. Iya. Lagi2 Salma teringat pada Rai. Putranya yang kini telah pergi jauh meninggalkannya. Anak laki2 satu2nya. Tiba2 saja Salma terbayang, jika saja putranya itu masih ada, pasti hari2 Salma akan terhibur oleh celoteh lucu milik putranya itu. Ahh. Mami rindu, Rai.

"Bu, kemaren ada orang dateng nganter kursi. Bapak yang pesan." Ucap mbok Jum yang baru saja tiba di dekat Salma sambil membawakan semangkuk buah untuk cemilan.

"Kursi? Kursi apa mbok?" Tanya Salma bingung. Pasalnya Rony sama sekali tidak mengajaknya membahas perihal kursi. Biasanya, laki2 itu akan selalu mengandalkannya dalam memilih perabotan rumah. Tapi ini?

"Kursi buat disini, Bu. Kata Bapak biar Ibu nyaman kalau duduk disini pagi2." Jawab mbok Jum

Seketika itu senyum Salma merekah sempurna. Harus banget se manis itu ya, Ron??

"Nanti minta tolong Pak Maman buat pasangin disini ya, mbok." Balss Salma sambil menyebutkan nama salah seorang yang bekerja dirumahnya. Membuat mbok Jum mengangguk kemudian berlalu.

Hahh. Suaminya itu benar2 selalu penuh kejutan. Ada saja hal yang ia lakukan untuk membuatnya tersenyum. Untuk membuat Salma selalu jatuh cinta pada laki2 itu. Rony adalah laki2 yang pada awal kedatangannya, tidak pernah terdeteksi dengan hatinya. Laki2 usil yang hanya bisa membuatnya naik darah. Sampai akhirnya duet yang menggemparkan masyarakat Indonesia waktu itu, juga berhasil mengguncangkan dua hati yang seakan tak pernah bisa bersatu itu. Hahah. Setelah itu, rasa cinta dengan mudah tumbuh. Dan akhirnya mereka bersama, sampai hari ini. Melewati segala suka dan duka bersama.

Tanpa sadar sebaris senyuman tercipta diwajahnya. Seluruh adegan dalam hidupnya seperti berputar di ingatannya. Dan yahh, Salma bahagia. Karena di dalam semua adegan itu, ada Rony didalamnya. Namun tak lama dari itu, lamunan Salma mendadak buyar karena rengekan manja dari si bungsu yang minta dibuatkan roti panggang kesukaannya.

"Dibuatin mbok Jum, ya?" Tanya Mami

"Ga mau. Mau dibuatin Mamii." Jawab Nabila sambil kini bergelanyut manja pada lengan Maminya

"Haha.. oke, deh. Mami yang buatin." Balas Salma kemudian berjalan menuju dapur dengan di ikuti Nabila dibelakangnya.

"Padahal roti buatan mbok Jum juga enak loh, non." Ucap mbok Jum begitu Mami dan Nabila sampai di dapur

"Manja nya lagi kambuh, mbok." Sahut Salma tersenyum

"Morning." Ucap Papi yang tiba2 sjaa ikut bergabung di dapur.

"Morning, Papiii." Balas Nabila yang kini sudah menghambur kedalam dekapan Papinya, kemudian dibalas dengan banyak kecupan diwajahnya.

Melihat itu Salma tersenyum. Kemudian dengan tanpa kata, Salma mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih, kemudian menyerahkannya pada Rony. Suaminya itu sangat susah minum air putih, jadi selagi ada kesempatan Salma akan menyodorinya air putih.

"Makasih, sayang." Ucap Rony, setelah mencuri cium pada puncak hidung istrinya.

"Makasih juga kursinya." Balas Salma tersenyum

Salmon FamiliaWhere stories live. Discover now