46

14K 965 174
                                    

Pukul 16.35
Kediaman Keluarga Parulian

Mobil yang dikemudikan Pak Beno terlihat baru saja memasuki pekarangan milik rumah keluarga Parulian. Tak lama setelah mobil itu berhenti, Nabila dan Paul perlahan melangkah turun dari mobil. Iya, Paul. Karena tadi pagi ia di angkut oleh Pak Beno, maka ketika pulang Paul juga harus terangkut Pak Beno, kan? Haha. Setelahnya mereka berdua berdiri di teras rumah.

"Ga usah mampir, ya. Kayaknya Mami, Papi sama Kak Syarla belom pulang." Ucap Nabila

"Oke. Aku mampir lain kali aja." Balas Paul tersenyum

Nabila mengangguk.

"Aku pulang dulu, ya." Ucap Paul menatap Nabila

"Eh, Paul. Emm.. aku minta maaf ya soal Papi yang tadi pagi." Sahut Nabila

"Ga perlu minta maaf. Aku oke, kok. Aman." Balas Paul

Lagi2 Nabila mengangguk.

"Sampai ketemu besok." Pamit Paul sambil tangannya tiba2 saja mengusap puncak kepala Nabila

Ohhh!!! Ini gawat. Jantung Nabila mendadak tidak dalam keadaan aman. Nabila merasa jantungnya seakan merosot dari tempatnya. Ditambahh sore ini Paul terlihat sangat tampan dengan jaket denimnya, juga senyumnya yang.. aduhh, oke. Iya. Senyum Paul terlihat sangat menawan. Ditengah rasa gugup yang tiba2 menyerangnya itu, dengan cepat Nabila berusaha menampilkan senyum. Jangan sampai Paul tau, kalau ia tengah gugup saat ini.

°°

Saat ini Nabila tengah berada didapur, guna menunggui mbok Jum yang sedang membuatkan indomie untuknya. Iya. Nabila sedang memanfaatkan kesempatan 'tidak Mami dirumah' untuk menikmati kesukaannya itu. Nabila bahkan mengajak mbok Jum untuk bersekutu dalam misinya kali ini. Tak lama kemudian, aroma surga itu mulai menyerbu indra penciumannya, membuat Nabila meraih piring dari tangan mbok Jum dengan cepat. Hal itu tentu saja membuat mbok Jum geleng2 kepala.

"Janji ga bilang ke Mami ya, mbok." Ucap Nabila

"Iya, Non. Aman kalau sama mbok Jum." Balas mbok Jum

Tanpa memerlukan waktu yang lama, indomie di atas piring Nabila telah tandas tak bersisa. Yess! Misinya berhasil. Karena sampai makanannya itu habis, Kakak dan kedua orang tuanya belum juga pulang. Nabila akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan bermain ponsel. Sampai akhirnya Nabila merasa bosan, dan berharap warga rumahnya itu segera pulang.

Hingga tepat setelah petang datang menyapa, barulah Nabila mendengar deru mobil Papi memasuki garasi rumahnya. Dengan semangat Nabila keluar dari kamarnya, dan berjalan turun kebawah.

"Lohh, kok jadi bareng Mami?" Tanya Nabila begitu ia sampai di lantai bawah dan melihat kedatangan Mami yang bersamaan dengan Papi dan Kak Syarla

"Kita duduk dulu, yuk. Papi ada berita bagus." Sahut Papi sambil meraih Nabila kedalam rangkulannya dan mengecup sekilas kepala bungsunya itu

Sementara Salma hanya tersenyum. Saat ini bahkan Salma merasa geli sendiri dengan sikap suaminya yang kelewat semangat, haha. Berikutnya Salma terfokus pada putri sulungnya yang sedari tadi memegangi tangannya, seolah menjaga agar Salma tetap berdiri dengan benar.

"Mami ga lagi sakit, sayang." Ucap Salma kepada Syarla

"Gapapa, Mami. Takut Mami masih lemes, hehe." Balas Syarla kemudian menuntun Maminya duduk di sofa ruang keluarga, berhadapan dengan Nabila dan Papi yang duduk di sofa seberang.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang