55

13.4K 1K 170
                                    

Pukul 07.15
Kediaman Keluarga Parulian

Pagi yang cerah di hari Minggu. Sepagi ini mbok Jum dan mbak Pur sudah terlihat sibuk menyiapkan sarapan di meja makan. Rumah masih sepi. Rony masih tidur dikamar, dan Salma kini tengah menikmati pagi dengan segelas teh hangat di tepi kolam berenang. Tempat yang akhir2 ini menjadi favoritnya untuk menyendiri. Iya. Akhir2 ini, setelah banyak hal yang terjadi dihidupnya.. membuat Salma banyak berpikir. Tentang rasa sakitnya, tentang hatinya dan tentang keluarganya. Tapi semua itu tidak begitu membuat Salma terganggu. Rumahnya sudah kembali hangat. Hari2nya juga telah kembali dipenuhi tawa. Salma hanya tinggal menjalani semua yang ada. Ia yakin, Tuhan tidak tidur.

Berikutnya ditengah keheningan itu, tiba2 saja sebuah tangan besar melingkar diperutnya. Hal itu tentu saja membuat Salma terkejut. Lamunannya juga mendadak buyar. Suaminya itu memang paling senang mengagetkannya. Tapi meski begitu, sebuah senyuman tetap hadir diwajah cantiknya.

"Morning.." Sapa Rony sambil memberi istrinya itu kecupan di pipi kirinya

"Haha.. tumben udah bangun." Balas Salma sambil tangannya bergerak mengelus rahang suaminya itu

Perlakuan Salma membuat Rony semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh istrinya.  Dengan sengaja Rony menaruh dagunya pada pundak Salma. Membuat tangan Salma beralih pada pipi Rony.

"Gimana ga kebangun.. guling aku udah hilang pagi2." Sahut Rony membuat Salma tertawa

"Salma, kita beneran ga ada kewajiban buat pergi ke Melati. Aku bener2 takut, kalau dia malah macem2 sama kamu." Ucap Rony yang kini berubah serius.

Perlahan Salma melepaskan diri dari pelukan Rony. Kini mereka tengah berhadapan dan saling menatap. Ada sorot yang tak biasa hadir di kedua mata Rony. Tapi dengan cepat Salma memberinya senyuman. Salma seolah memberitahu bahwa keputusannya sudah final. Semuanya akan baik2 saja.

"Kita udah bahas ini kemaren, Ron. Aku mau tetep berangkat. Lagian.. kalau Melati beneran mau macem2 sama aku, kan ada kamu yang jagain." Balas Salma. Kini ia beralih mengapit lengan suaminya itu mesra. Dengan sengaja Salma meletakkan kepalanya pada pundah Rony. Nyaman. Berada di dekat Rony memang selalu membuat Salma merasa nyaman.

"Oke, tapi kita ga lama, ya.." Sahut Rony

Salma mengangguk. Berikutnya banyak kecupan Rony berikan pada puncak kepala Salma dengan sayang. Sungguh Rony sangat menyanyangi wanitanya ini.
Suasana romantis itu harus terhenti karena tiba2 saja Nabila berlari ke arah kedua orang tuanya dan memaksa ikut masuk ke dalam acara berpelukan Papi dan Maminya.

"Nabila mau ikutttt.." Ucap Nabila sambil memaksa tubuhnya berdiri di antara Mami dan Papi.

Hal itu berhasil membuat Salma dan Rony tertawa. Gadis kecilnya itu benar2 sangat menggemaskan. Lihatlah, Nabila kini seolah menjadi pemisah antara Rony dengan Salma.

"Seru banget si,, masih pagi udah romantis2an." Ucap Syarla yang kini ikut bergabung mendekat ke arah Papi dan Mami, juga Nabila yang masih 'nyempil' diantara kedua orang tuanya.

"Ekhemm,, pagi Om, Tante." Sapa Jovan yang kini berdiri dibelakang Syarla

Melihat adanya Jovan dirumah mereka sepagi ini, membuat Rony dan Salma kembali terkejut. Maka dengan cepat mereka saling melepaskan rangkulan yang tadi sempat membuat kedua putrinya melemparkan godaan. Ekspresi canggung mendadak membingkai wajah Rony dan Salma. Sial! Sedikit 'tengsin' kalau adegan barusan dilihat oleh Jovan, yang kini malah sedang senyum2 ke arah mereka. Seolah ikut menggoda Rony dan Salma.

"Lanjutin aja, gapapa kok, Om. Lumayan buat tambah imun." Imbuh Jovan yang kini terlihat menahan tawanya.

Bukan. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang lucu, yang perlu ditertawakan. Sebuah pelukan yang dilakukan oleh sepasang suami istri sangatlah wajar. Malah bagus. Karena itu tandanya mereka benar2 saling mencintai. Tapi yang membuat Jovan ingin tertawa adalah ekspresi Om Rony yang seperti terciduk tengah selingkuh. Hahah. Jovan benar2 ingin tertawa. Iyalah. Bagaimana tidak? Seorang Om Rony yang super kaku dan tidak asik itu, kedapatan sedang bermanja dengan istrinya.

Salmon FamiliaWhere stories live. Discover now