59

13.6K 1K 209
                                    

Jovan tengah bersiap. Ia sudah menghubungi beberapa orangnya untuk segera menuju lokasi yang tadi sempat diberikan oleh Om Rony. Jovan juga sudah mengubungi polisi untuk berjaga2. Ia tidak tau apakah tindakannya ini benar. Tapi Jovan merasa bahwa ini perlu. Sudah cukup keluarga Om Rony ditimpa maslaah yang tiada henti. Mungkin malam ini, mereka akan tau siapa dalang dibalik semua masalah yang terjadi selama ini.

Sementara itu..
Rony dan Bang Neyl sudah sampai dilokasi yang dimaksud oleh si nomor asing. Kini mereka berada di lokasi yang jauh dari keramaian. Didepan mereka ada sebuah bangunan bertingkat yang sangat tidak terawat. Suasananya gelap dan sunyi. Meski ada jalan beraspal di dekat mereka, tapi tidak ada satu kendaraan pun yang berlalu lalang.

"Kita harus hati2, Ron. Kita ga tau siapa yang akan kita hadapi. Jadi gua minta lu tenang, kita selesain pelan2." Ucap Bang Neyl menatap Rony

Rony mengangguk. Iya benar2 mengerti apa yang dimaksud Bang Neyl. Maka sebisa mungkin Rony meredam segala huru hara yang ada dipikirannya, dan membuang jauh2 semua emosi yang sedari tadi menguasainya. Bang Neyl benar, ia harus tenang. Maka dengan langkah yang sangat pelan, mereka masuk kedalam bangunan tersebut.

Begitu masuk, Rony dan Bang Neyl disambut dengan bau minuman keras yang menyengat. Terlihat banyak botol bekas minuman berserakan dilantai. Bagian dalam bangunan tersebut benar2 kacau. Kumuh dan gelap. Tempat apa ini? Apa iya, Nabila berada di dalam sana? Tuhann, gadis kecilnya itu pasti sedang ketakutan.

Berikutnya mereka berdua melangkah masuk lebih dalam lagi, sampai tibalah mereka di sebuah ruangan luas yang menjadi ruang utama bangunan tersbeut. Disana, hati Rony mencelos. Jantungnya seolah luruh. Emosinya memuncak. Disana, Rony melihat kedua putrinya di ikat dengan tali. Mulutnya dibungkam dengan lakban. Mereka meronta begitu melihat kehadiran Papinya.

"Selamat datang, Tuan Parulian yang terhormat." Sapa laki2 yang tadi menemui Syarla dikampus

"Bangsat!!! Lepasin anak2 gua!!" Balas Rony dengan penuh emosi

"Ohho, ternyata anda sangat pemarah, ya?" Sahut laki2 tersebut

"Mau lu, apa, sat?? Lu mau ngehancurin gua lewat anak2 gua?? Basi!! Lepasin mereka!!" Ucap Rony dengan nada tingginya. Amarah benar2 menguasainya saat ini. Bagaimana tidak? Mana ada seoranga Ayah yang tidak marah, melihat putrinya penuh tangis karena ketakutan. Belum lagi, mereka tengah di ikat! Rony jelas tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu. Rony jelas akan memusnahkan siapa saja yang menyakiti putrinya, keluarganya.

"Haha.. si Bapak, kenapa pinter banget, si?" Balas Laki2 itu dengan senyum liciknya

Bugh!! Bughh!!
Dengan kalap Rony memberi pukulan pada laki2 tersebut. Membuat laki2 itu tersungkur.
"Brengsek, lu. Bajingan!!" Sahut Rony

"Bangun, lu. Kalau tujuan lu adalah gua. Langsung aja ke gua. Ga perlu pakek anak2 gua, banci!!" Imbuh Rony masih dengan emosi nya yang meledak ledak

Rony berjalan dengan cepat menghampiri laki2 tersebut dan mengangkat kerah bajunya. Dengan paksa Rony menarik laki2 itu, kemudian sebuah pukulan kembali Rony berikan. Kali ini mengenai perut laki2 itu. Membuatnya kembali tersungkur. Berikutnya, seperti dikomando, 5 orang berpakaian serba hitam mengepung Rony dan Neyl. Dengan serempak mereka maju menerjang Rony dan Neyl. Aksi saling pukul kembali terjadi. Beberapa kali Rony dan Neyl tersungkur. Mereka kalah jumlah.

Kemudian, tiba2 saja sekitar 7 sampai 8 orang datang mengambil alih semua perlawanan. Salah satu diantara mereka memberi kode pada Rony dan Neyl untuk mundur. Rony mengangguk. Kesempatan itu Rony gunakan untuk mencoba melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki kedua putrinya. Dengan cepat Rony melepaskan ikatan pada kaki Nabila. Sejenak Rony menatap mata bungsunya itu. Ada binar ketakutan disana.

Salmon FamiliaWhere stories live. Discover now