4

9.9K 828 10
                                    

Jaemin masih menangis sesegukan dipangkuan Kaisar Lee. Kaisar Lee mengelus tubuh belakang Jaemin dengan lembut, berharap bisa menenangkan si bayi.

Tuan Cheng duduk dibawah dengan keadaan mengenaskan, pipinya merah dan membengkak. Kain basah ditempelkan ke wajah nya untuk meringankan rasa sakit.

Kaisar Lee merasa bersalah jadi dia menyuruh seorang pelayan untuk mengambil dan memberikan tuan Cheng kain basah.

Tadi tuan Cheng sudah menjelaskan semuanya secara rinci dan Jaemin memarahi Kaisar Lee karena sudah memukul tuan Cheng. Padahal tuan Cheng tidak ada salah apa apa.

" Hiks pokoknya salah yang mulia bukan salah paman Cheng " omel Jaemin menarik ingus nya dibaju Kaisar Lee

Tuan Cheng ketar ketir melihat keberanian Jaemin.

Jaemin sendiri hanya memandang polos ke arah Kaisar saat sudah selesai mengeluarkan ingus miliknya.

Kaisar memandang Jaemin dengan mata tajamnya dan menghela nafas berusaha sabar karena yang ada di hadapan nya ini adalah seorang bayi.

" Maafkan aku " tuan Cheng dan pelayan yang ada didalam ruangan terkejut saat mendengar ucapan Kaisar Lee

Karena memang selama ini Kaisar Lee Jeno belum pernah sekalipun mengucapkan kata maaf, bahkan dengan orang tuanya sekalipun tidak pernah. Jika Kaisar Lee ada salah pun Permaisuri tidak pernah menerima kata maaf dari Kaisar dan malah Permaisuri lah yang meminta maaf padahal bukan salah nya.

" Yang mulia apakah anda sakit? " Cheng bertanya dengan wajah polos yang membuat Kaisar Lee merasa jijik karena melihat wajah yang dibuat buat polos itu

Padahal memang kenyataan nya wajah itu polos dengan bekas merah yang kau buat wahai Kaisar Lee Jeno.

Tuan Cheng itu aslinya sangat lah polos, dulu sewaktu tuan Cheng dijual oleh keluarga nya ke rumah bordil. Kaisar Lee lah yang dengan terbuka membeli Cheng dan menjadikan nya seperti saudara, bukan pelayan atau pun pemuas nafsu.

Karena memang di zaman ini pernikahan sesama jenis bukan lah hal yang luar biasa, sudah banyak yang menikah dengan sesama jenis. Bahkan istana pun tidak mempermasalahkan nya.

Kaisar Lee menatap Cheng dengan tatapan malasnya " Kau ingin mati ya? " Cheng menggeleng kan kepalanya cepat

" Tentu tidak yang mulia "

" Lebih baik kau pergi menemui kekasih mu, dia sudah mencak mencak tidak jelas dikamar nya " usir Kaisar Lee

Cheng mendengus sebal dan berjalan pergi dengan menghentak hentak kan kaki nya tanpa memberi salam kepada Kaisar.

Kaisar sendiri tidak peduli karena orang itu adalah Cheng jika itu orang lain maka akan dirinya berikan hukuman berat, bahkan Permaisuri nya pun juga seperti itu.

Cheng ini asli nya dua orang, tergantung tempat nya. Dia bisa menyesuaikan diri. Ada saat nya dia bersifat manja dan menjengkelkan dan ada juga saatnya dia bersifat tegas dan menakutkan.

" Jaemin nama mu bukan? "

Jaemin mengangguk, tangan kirinya meremat baju Kaisar dan tangan kanan nya berada di dalam mulut mungilnya.

Kaisar mengangkat tangan kanan Jaemin lalu memegang nya dengan erat " Kotor " ucap Kaisar dengan suara lembut

Jaemin mengerucutkan bibirnya sebal, matanya berair dan beberapa kedipan mata lagi mungkin Jaemin akan menangis.

Kaisar Lee dengan lembut menjelaskan " Tadikan Jaemin jatuh kedalam sungai jadi jarinya kotor " jelas Kaisar Lee

Kaisar Lee berdiri mengangkat Jaemin lalu mengubah posisi Jaemin menjadi bentuk monyet menggantung.

Kaisar Lee menggerakkan tubuh nya ke kanan dan ke kiri, menimang nimang Jaemin yang seperti nya sudah mengantuk.

" Nana, panggil Nana jangan Jaemin " lirih Jaemin sebelum masuk ke alam mimpi

Kaisar mengangguk mengiyakan dan tetap menimang tubuh kecil Jaemin walaupun Jaemin sudah tertidur pulas.

Dirinya sungguh seperti Ayah yang menidurkan anak nya.

.
.
.

Empress Lee

.
.
.

Di sisi utara istana

Terdapat sebuah paviliun yang sangat besar melebihi besarnya paviliun Phoenix milik Permaisuri Lee.

Pemilik paviliun ini bukan lah orang sembarangan, hanya orang orang tertentu saja yang bisa masuk ke paviliun ini.

Paviliun Teratai namanya.

Paviliun yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Lebih dulu dibangun dibanding paviliun milik Permaisuri. Paviliun yang sangat dihormati dan di jaga dengan baik oleh Kaisar Lee dan adik kecil nya yang bernama Pangeran Lee Yong.

Pangeran Lee Yong adalah adik bungsu Kaisar Lee, Lee Yong sangat di sayang oleh Kaisar Lee. Bahkan Lee Yong sangat dijaga sedari kecil padahal Lee Yong adalah....

" Tuan Cheng telah tiba " teriak pengawal penjaga pintu paviliun Teratai

Pangeran Lee Yong yang sedang belajar langsung berdiri dan berjalan kearah pintu lalu membuka pintu dan melihat kekasih kecilnya ada disana.

Pangeran Lee Yong dengan segera memeluk tubuh kekasih nya dengan erat " Kamu dari mana saja? Kamu tau kakak sangat kejam padaku " adu pangeran Lee Yong yang tidak sadar tempat

Mereka masih ada di tengah tengah pintu dan para pelayan serta pengawal melihat mereka dengan tatapan yang berbeda beda.

Cheng kan jadi malu.

" Salam pangeran Lee Yong semoga dewa selalu memberkati anda " salam Cheng yang masih ingat tata krama walaupun Lee Yong adalah kekasih nya

Lee Yong tetap memeluk tubuh Cheng dengan erat seakan takut Cheng akan menghilang dan pergi darinya. Jika sampai Cheng pergi maka itu salah kakaknya yang tidak memberikan adiknya ini waktu untuk bersenang senang dengan kekasih kecilnya.

Lee Yong kan tau Cheng itu butuh sosok yang bisa menemani nya satu harian penuh tanpa terganggu apapun, Cheng itu sangat lemah dan hanya dialah yang bisa menjaga Cheng dengan baik. Pikir pangeran Lee Yong

Padahal nyatanya pangeran Lee Yong lah yang lemah dalam hal fisik dan pintar dalam hal non fisik, sedangkan Cheng lebih lemah non fisik dibanding fisik.

" Kamu tau kakak menyuruh ku menyalin catatan tata krama lima ratus kali. Tangan ku sudah pegal dan rasanya ingin pingsan saja " adu pangeran Lee Yong lagi yang membuat Cheng memutar matanya malas

Alay sekali kekasih nya ini.

Untung sayang kalau nggak sayang sudah dirinya buang dari dulu.

" Dan kamu tau kakak membawa jodoh lagi. Menjengkelkan bukan? Dan yang lebih mengejutkan nya lagi jodoh kakak kali ini adalah seorang pria, padahal selama ini kakak tidak punya selir pria " lanjut pangeran Lee Yong

Cheng melepas pelukan Lee Yong secara paksa dan menarik tangan Lee Yong menuju kamar, tetapi sebelum itu Cheng lebih dulu menyempatkan tangan nya untuk menutup pintu walaupun dengan cara dibanting.

Lee Yong menurut walaupun mulut nya masih mengeluarkan segala kekesalan pada sang kakak.

Cheng lebih memilih menjadi pendengar yang baik karena percuma saja memotong ucapan pangeran bungsu yang satu ini.

Entah kenapa dirinya mau menjadi kekasih dari pemuda manja ini. Padahal umur mereka berbeda lumayan jauh.

.
.
.

Empress Lee

.
.
.

Empress Lee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang