PERKENALAN

113 55 29
                                    


Seminggu sudah sejak aku mengikuti perkuliahan, cukup berat juga perkuliahan yang kujalani dibarengi dengan tugas-tugas yang luar biasa, tidak ada waktu yang bagiku untuk mengenal seluruh teman sekelasku yang berjumlah 42 mahasiswa, aku sibuk dengan tugas-tugas, teman-teman yang ku kenal pun hanya yang sekadar sekelompok denganku, hari ini sama aku harus kerja kelompok dengan tiga teman sekelas yang tidak ku ketahui orangnya kami hanya akrab didalam grup whatsaap namun tidak saling mengenal satu sama lain. Kami sudah membuat janji sebuah cafe murah didekat kampus, aku datang paling dahulu dan langsung memuju meja paling pojok selain mengincar terminal untuk mengisi daya ponselku aku memilih meja yang paling pojok juga agar lebih mudah untuk melakukan diskusi karena ada jarak dari meja-meja yang lain.

Sekitar 15 menit aku duduk memainkan ponsel seorang laki-laki datang perawakannya tak asing bagiku, dia mudah untuk diingat karena dia cukup aktif dikelas melempar pertanyaan-pertanyaan yang sulit saat orang lain sedang presentasi namun aku belum tahu nama orang tersebut, dia terlihat celinga celingu aku tahu persis dia pasti sedang mencari posisiku, akupun langsung melambaikan tangan untuk memanggilnya.

"Hay"

Ucapnya sedikit ragu-ragu.

"Iya"

"Kamu Ay Zaya kan?"

"Iya kamu......."

Saat aku masih mengingat namanya dia langsung menimpali.

"Aku Mahawira Putra panggil saja Wira"

"Oh iya kalau aku panggil Ay aja ya"

Wira adalah mahasiswa yang terkenal pintar dikelas dengan pertanyaan-pertanyaan dan argument-argumen sulit yang sering dilontarkan didalam kelas, Wira juga terkenal karena dia adalah alumni dari sekolah yang terkenal dengan bibit-bibit unggulnya.

Kami duduk berdua dengan keadaan canggung Wira sibuk membaca materi dengan mata empatnya, dari perawakan bisa ditebak dia memang mahasiswa pintar yang bisa dipastikan sudah tekun belajar sejak kecil, begitulah opiniku tentang Wira yang berkulit putih dengan kacamata yang melekat dimatanya, toh konon katanya orang yang pakai kacamata identik dengan orang pintar.

Tak lama sejak datangnya Wira seorang gadis bertubuh kecil sama denganku datang menghampiri kami, sama seperti Wira perawakan gadis inipun tak asing bagiku selain aktif melempar pertanyaan dia juga tipikal mahasiswa yang suka keluar masuk prodi entah itu sekadar membantu dosen mengumpulkan tugas atau sekadar menyapa dosen.

"Hay Wira dan hmm....... Ay kan?"

"Hehe iya aku Ay, kalau kamu?"

Aku yang tertinggal dua minggu memang wajar jika tidak mengenal orang dengan baik selain aku yang memang tidak mudah mengingat nama orang, sejak aku masuk mengikuti pembelajaran juga tidak ada lagi perkenalan secara formal karena setiap ada presentasi atapun tanya jawab dosen lebih dominan menggunakan NIM dalam perkenalan.

"Aku Arumi Nasya Kamila panggil aja Aca"

"Oh iya"

Wira yang sedari sibuk membaca materi tak banyak tanya dia hanya terdiam sambil melempar senyum saat kehadiran Aca.

Sudah hampir 30 menit sejak kehadiran Aca, Wira sudah terlihat gusar karena dua anggota kelompok kami tak kunjung datang.

"Ih sih Hanafi sama Fauzan mana sih lama banget"

Aca yang sama gusarnya dengan Wira mulai mengeluh.

"Yaudah kalau gitu kita mulai duluan aja kalau gitu biar nanti si Hanafi sama Fauzan ngerjain sisanya"

Wira langsung menjawab sambil mengambil laptopnya serta catatan kecil, dia membacakan pembagian materi dan tugas masing-masing dari kami. 30 menit sudah berlalu aku melihat Wira dan Aca sangat cocok saat mendiskusikan hasil mereka sedangnya aku seperti penonton yang hanya terdiam menatap layar laptopku yang sebenarnya sudah selesai mengerjakan tugas yang dibagikan namun aku memilih diam memperhatikan mereka berdiskusi.

TEACHER, STUDENT AND LOVE (TAMAT)Where stories live. Discover now