WALL

91 49 19
                                    

Pukul 4 sore saat aku keluar dari masjid, hari itu cuaca masih sangat panas setelah duduk didalam masjid selama 4 jam lebih akhirnya aku keluar untuk pulang dan membaringkan tubuhku, masjid yang ku tempati selama 4 jam itu sejuk namun namanya badan tetap saja lelah dengan posisi duduk, aku juga merasa sedikit haus karena kelamaan mangap didalam masjid saat mendengarkan kajian singkat dari salah satu dosen mata kuliah agama islam.

Rencanaku meninggalkan masjid duluan dari teman yang lain agar aku bisa bisa menjajah pasar saat jalan pulang kekost nantinya, karena aku harus memasak dan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa nantinya karena dihari biasa seperti ini tentunya tidak ada penjual takjil yang biasanya memenuhi jalan dan membuat jalan macet. Aku berjalan sendiri menju parkiran kali ini tidak ada Fauzan disisiku dia masih asik didalam masjid bersama teman yang lain, tadi sebelum pulang dia sempat berbisik padaku tentang dirinya yang akan pulang sebelum magrib dan memerintahku untuk menyiapkan makanan untuknya juga.

"Bismillahirrahmanirrahim"

Aku melajukan sepeda motorku dengan pelan sambil sedikit menikmati suasana sore kampus yang terlihat sudah sedikit lengah, hanya diisi oleh beberapa mahasiswa yang berpakaian olahraga sekadar berlari-lari kecil mengelilingi perkarangan kampus, ada juga sebagian mahasiswa yang berkaca mata sedang duduk berjejer diruang wifi kampus, mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang hobi belajar dan selalu duduk dibangku-bangku yang tiap kudatangi malah membuatku ngantuk, ada juga beberapa mahasiswa yang sekadar duduk ditaman kampus, ada yang berdua-duaan dipendopo kampus, ada pula serombongan cewek-cewek hits dengan ootd terbaru yang membentang kain putih lagi menyebar berbagai makanan diatas kain.

Sepeda motorku terus melaju pelan sambil aku melirik kanan kiri, melihat perkarangan kampus yang sudah 2 tahun lamanya aku tepati untuk menuntuk ilmu, sesekali ku sapa orang-orang yang berpapasan denganku entah itu bapak-bapak penjual cilok ataupun ibu-ibu kebersihan kampus, kadang ada juga senyuman dari dosen-dosen agama islam atau teman-teman yang mengenalku.

Terus berlalu pelan dengan sepeda motorku, sepeda motorku seketikan berhenti didepan gedung fakultas PorKes (Pendidikan Olahraga dan Kepelatihan), gedung berwarna biru dengan lapangan luas itutelah berhasil membuat tanganku menekan kuat rem mesin motorku, mataku tertuju pada sebuah dinding tinggi yang menjulang didepan gedung, dinding dengan tinggi kurang lebih 15 meter yang berwarna biru dan terdapat point-point itu telah menarik perhatianku.

Bukan pada dindingnya mataku tertarik apalagi gedung olahraga itu, tentu saja aku terpana oleh salah satu manusia yang sedang berolahraga disana, aku melihat Ay disana, dia tepat ditengah-tengah dinding panjat itu atau yang disebut google wall, dia tampak sedang beristirahat dengan posisi bergantung pada tangan kirinya sedang kedua kakiknya menginjak point yang berjarak cukup jauh, sebenarnya aku tidak tahu dia sedang beristirahat atau sedang mencari jalan menuju puncak wall, karena dapat ku pastikan dengan tangan yang bergantikan menahan tubuh mungilnya, matanya tak henti memperhatikan point-point wall seperti seseorang yang sedang memikirkan rumus matematika.

Dalam hitungan detik aku melihat dia dengan sedikit melompat dan dengan tangan mungilnya mengangkat tubu mencapai sebuah point yang lumayan tinggi dari pegangan terakhirnya, aku yang menyaksikannya dari pinggiran jalan itu sedikit menahan nafas ketika melihat dia sedikit melompat, setelah tangannya mencapi point, kulihat kakinya juga dengan sigap menggapai pijakan paling dekat yang bisa dicapai, lalu seperti posisi awal dia terdiam lagi beberapa detik dan dilanjutkan langkahnya kian naik keatas.

Mungkin sekitar 15 menit sudah aku menyaksikan aksi Ay dengan dinding panjat itu, motorku yang awalnya hanya berhenti kini sudah terparkir manis dipinggiran jalan, bahkan kunci motorpun sudah nyaman didalam saku dadaku. Ay berhasil mencapai puncak dinding panjang yang makin keatas semakin terjal itu. Siapa sangka gadis dengan tubuh mungil sedikit terlihat bulat, tangan dan kaki pendek, bisa mencapai puncak wall yang terjal diatas. Akhirnya Ay turun dengan sebuah tali, sampai kebawah dia melepas perlengkapan panjat yang terlihat sedikit sulit untuk dilepas, pada orang-orang dibawah yang menunggunya juga hanya memasang wajah biasa saja melihat Ay turun setelah 15 menit lebih lamanya memanjat dan telah mencapai puncak 15 meter wall yang terjal itu, andai saja yang duduk dibawah wall itu adalah teman sekelas tentu turunnya Ay dengan pencapaian begitu akan disambut dengan tepuk tangan yang meriah, namun berbeda sekali saat teman-teman MAPALAnya yang menunggu dibawah.

TEACHER, STUDENT AND LOVE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang