ENP - Chapter 26

1.3K 302 61
                                    

Update...






Update...





Update.....






Ready???








Happy Reading

------------

"Di, boleh aku masuk?" Diana menghentikan permainan pianonya ketika mendengar suara Brenda di ambang pintu studio mini dirumah, ia berbalik dan tersenyum manis.

"Tentu saja." Wanita muda itu masuk dan menutup pintu.

"Apakah kau sibuk belakangan ini? Aku sangat jarang melihatmu dan Ben." Brenda bertanya sambil duduk disamping Diana, jarinya menekan tuts piano itu mencoba-coba tangga nada.

"Aku sedang mempersiapkan iklan dengan perusahaan yang bekerja sama denganku, jadi aku harus bolak-balik New York. Untuk Ben sendiri, kau tahu perusahaan membutuhkannya." Diana mencoba menjelaskan.

"Apakah perusahaan begitu buruk?" tanya Brenda. Diana terdiam sejenak lalu menggeleng mencoba untuk menenangkan adik iparnya tersebut.

"Tenang saja, Ben dan Oliver pasti bisa memperbaikinya." Wanita itu berkata yakin.

Diana melihat pria itu bekerja keras setiap hari untuk memperbaiki sistem perusahaan yang morat-marit, melakukan pemecatan kepada pekerja yang tidak efisien. Dan masih menghadapi protes masal pekerja yang tidak terima diberhentikan begitu saja. Diana yang selalu melihat suaminya itu pulang dengan keadaan lelah,dan hanya bisa mandi lalu jatuh tertidur. Beberapa kali pria itu bahkan pergi sebelum Diana bangun, ia ingin membantu tapi bahkan ia tidak tahu harus memulai dari mana selain memberi pria itu semangat.

"Kau memikirkan Ben?" Suara Brenda menariknya dari lamunan, ia mengangguk.

"Aku ingin membantu tapi tidak tahu harus memulai dari mana." Ia menarik napas pendek.

"Apakah kau mau keluar berjalan-jalan? Aku bosan berada di rumah, semua teman-temanku sedang berpergian." Diana memandang wanita muda yang memasang wajah memelas itu, ia tertawa lalu mengangguk.

"Baiklah, ayo kita pergi. Aku juga sedang buntu." Ia menutup buku partiturnya sebelum beranjak bangkit.

"Aku akan mengambil tasku terlebih dahulu." Brenda berdiri riang lalu mengahmbur keluar. Diana membereskan pekerjaannya sebelum  berganti baju.

Tiga puluh menit kemudian kedua wanita itu sudah berada di dalam mobil menuju ke Boston. Brenda membuka atap mobil convertible miliknya, membuat rambut kedua wanita itu berterbangan dimainkan oleh angin. Diana mengangkat tangannya untuk merasakan angin yang menghantamnya dengan lembut, membuatnya merasa rileks. Tiba-tiba saja ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk Ben, dengan cepat ia mengambil ponselnya dan menghubungi Nancy. Wanita itu menjawab panggilannya pada dering pertama.

Every Note PlayedWhere stories live. Discover now