ENP - Chapter 24

1.1K 285 48
                                    

Update...





Update...





Update...





Ready???







Happy Reading

----------

"Baik, aku mengerti. Sampai jumpa nanti siang." Diana mengakhiri pembicaraanya lalu melempar ponselnya ke atas tempat tidur dan kembali membereskan kopernya.

Ben keluar dari kamar mandi dan memeluk wanita itu dari belakang. "Kau hanya pergi empat hari, bukan?" tanya Ben. Diana tersenyum dan mengangguk. "Kau mau aku pergi seminggu?"

"Tentu saja tidak." gerutu Ben, ia memutar tubuh Diana agar berhadapan dengannya.

"Bagaimana kalau kau pergi nanti sore, biar aku yang mengantarmu." Pria itu memberikan ide.

"Kau masih dibutuhkan disini, kau masih dalam masa transisi di perusahaan dan kau mau pergi?" tanya Diana sambil menggelengkan kepala.

"Jemput aku akhir pekan nanti, mungkin kita bisa tinggal di New York beberapa hari." Wanita itu berjinjit untuk mengecup bibir suaminya itu.

"Baiklah." Ben langsung menyetujui.

"Ayo, antar aku ke bawah. Kau juga harus berangkat ke kantor." Diana mengambil tas tangannya, membiarkan pria itu yang membawa kopernya.

"Sampai jumpa hari jumat." Ben mencium Diana di pintu mobil yang akan membawa wanita itu ke New York.

"Hati-hati, Sean." Ben berpesan kepada Sean yang telah duduk dibangku pengemudi.

"Baik, Sir."

Diana membuka kaca jendela dan melambaikan tangannya kepada pria yang masih berdiri untuk melihatnya sampai mobil yang membawanya menghilang.

"Sean, kau bisa kembali ke Newport setelah mengantarku." Diana berkata kepada pria yang menjadi supirnya hari ini.

"Tapi, Ma'am. Mr. Gard memerintahkan agar saya bersama Anda."Sean memandang majikan perempuannya itu dari kaca spion.

Diana menggeleng. "Tidak perlu, aku tinggal di New York seumur hidupku. Aku sangat mengenal kotaku sendiri."

"Dan Ben juga membutuhkanmu selama hari kerja yang mengharuskan dirinya bolak-balik Boston dan Newport." sambung wanita itu berkata tegas.

"Baik, Ma'am." Sean mengiyakan tanpa banyak membantah.

------------

"Mobilnya sudah pergi dari lima menit yang lalu dan kau masih berdiri seperti orang bodoh disini. Apa yang kau tunggu?" suara kesal itu membuat Ben berbalik, ia melihat Oliver berdiri dibelakangnya sambil bersedekap.

"Ayo pergi." sambung pria itu sebelum Ben membalas perkataannya. Mereka berdua berjalan menuju mobil milik Oliver sebelum keluar dari gerbang rumah.

"Ini."Ben menoleh ketika pria itu menyodorkan Ipad milinya.

Every Note PlayedWhere stories live. Discover now