ENP - Chapter 18

1.1K 281 30
                                    

Update...






Update...







Update...






Ready??? Happy Reading

-------------

"Tidak ada yang ketinggalan bukan?" tanya Ben kepada Diana satu hari setelah acara penikahan Bishop dan Natasya berakhir. Mereka berdua berada di bandara JFK, ia mengantar Diana yang akan kembali ke Budapest sementara Ben bersiap untuk mengurus semua detail pekerjaan pria itu di Vancamp Corp.

"Tidak ada." Diana melingkarkan kedua tangannya di pinggang pria itu, mencoba untuk memberikan ketenangan kepada pria itu.

Beberapa hari ini Diana tahu adalah hari yang cukup berat bagi pria itu. Ben terus bekerja sama dengan Oliver untuk meredam berita kecelakaan itu agar tidak keluar di media, walaupun gosip mengenai dibatalkannya rangkaian acara pernikahan Natasya keluar juga tapi pihak keluarga dengan cepat membuat statement karena kesehatan Natasya yang tidak memungkinkan untuk melakukan acara selain acara pemberkatan.

"Ada apa? Keberatan untuk meninggalkan diriku?"  Pertanyaan Ben membuat Diana menarik diri dari lamunannya, ia mengangkat kepala dan memandang pria itu.

"Sedikit. Aku tahu beberapa hari ini kau bekerja keras , belum lagi kau harus mengurus pekerjaanmu di Vancamp." Ben tersenyum mendengar perkataan wanita itu, ia mengelus rambut Diana dengan lembut.

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir. Jika aku mempunyai waktu kosong, aku akan terbang ke Biudapest untuk menemuimu." Diana langsung menggeleng cepat.

"Tidak perlu jika akhir pekan, kau hanya akan menghabiskan waktu belasan jam di dalam pesawat. Aku dapat menunggu." Wanita itu menolak rencana Ben.

"Kau dapat menunggu, tapi aku tidak." guman pria itu, sehingga Diana langsung memukul dada pria itu. Pengumuman pesawat yang akan membawa Diana kembali ke Budapest terdengar dari pengeras suara, Diana mengurai pelukan mereka

"Itu pesawatku." Ben kembali menarik wanita itu untuk masuk kepelukannya, disertai erangan kecil.

"Bisa tidak kau tidak pergi?" tanya pria itu. Diana tertawa kecil lalu menggeleng. "Maafkan aku, tapi aku harus."

Wanita itu berjinjit dan mengecup bibir Ben sambil tersenyum. "Aku berjanji untuk menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin."

Pengumuman sekali lagi terdengar, Diana menarik napas panjang. "Aku benar-benar harus pergi."

Ben melepaskan wanita itu, ia memberikan ciuman yang membuat jari kaki Diana mengkerut lalu memutar tubuh wanita itu ke arah pintu keberangkatan.

"Hati-hati." sahut Ben yang langsung mendapatkan anggukan kepala wanita itu. Diana berjalan masuk sambil sesekali berpaling untuk melihat pria yang masih berdiri menunggu dirinya hingga tidak terlihat lagi.

Every Note PlayedWhere stories live. Discover now