03. Hansen Terheide De Vries

96 11 0
                                    

Batari terperanjat dari posisi awal yang rebahan saking kagetnya. Ia langsung naik ke atas sofa dan menatap tajam pemuda yang baru saja masuk ke dalam rumahnya. Iya, ia harus waspada. Takut-takut orang itu berniat jahat.

"Kamu siapa?" Todongnya tanpa basa-basi.

Disaat Batari merasa ketakutan dan sangat was-was, berbeda dengan lawan bicaranya. Pemuda berkulit putih dengan rambut pirang itu tersenyum menanggapi ekspresi Batari yang menurutnya berlebihan.

"Say-"

"Diem disitu!!" Potong Batari ketika pemuda tersebut hendak melangkah mendekatinya.

Lagi-lagi, pemuda itu hanya tersenyum. Ia mengangkat kedua tangannya ke atas seraya mengangguk singkat, tanda dirinya tidak akan macam-macam. Lalu kembali menarik langkahnya ke belakang.

"Ya, bagus. Diem disitu! Engga usah gerak!!" Timpal Batari galak.

Dengan gerakan perlahan, Batari turun dari sofa. Gadis ini berlari kecil menuju sudut dinding untuk mengambil sapu. Sedangkan pemuda tampan yang masih diam ditempat hanya memperhatikan Batari dengan senyuman tipis.

"What you look-look me? It's my home! Kenapa bule kayak kamu bisa tiba-tiba nyasar kesini? Jawab!!"

Sebelah alis pemuda tampan itu terangkat. Meskipun bahasa inggris yang dipakai Batari terdengar berantakan, namun ia masih bisa menangkap maksudnya.

"Saya.. penghuni sebrang. Saya kemari karena lihat.. rumah ini terisi kembali" Jelasnya sedikit terbata.

Kini giliran Batari yang mengangkat sebelah alisnya. Meskipun pemuda bermanik biru itu berbicara bahasa Indonesia, tapi aksennya terdengar begitu aneh.

"Kamu bisa bahasa Indonesia?" Tanya Batari seraya menurunkan sapu yang diangkatnya tinggi-tinggi.

Masih dengan senyum di bibirnya, pemuda itu mengangguk "Iya, hanya sedikit"

Kini Batari benar-benar menurunkan sapunya ke lantai. Ia memperhatikan pemuda itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambut yang pirang, kulit yang begitu putih, tubuh yang jangkung, dan hei.. Batari baru menyadari kalau pemuda itu memiliki bola mata berwarna biru redup. Mengagumkan.

Yang membuatnya lebih kagum adalah pakaian yang melekat pada pemuda itu. Sangat kolot. Bagaimana tidak, dia memakai kemeja gading dilapisi rompi beludru hitam. Juga celana katun panjang berwarna senada. Aneh.

"Hmppt-" Yang awalnya takut, kini Batari susah payah menahan tawanya melihat penampilan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hmppt-" Yang awalnya takut, kini Batari susah payah menahan tawanya melihat penampilan tersebut.

"Kenapa kamu tertawa?"

Batari menggeleng sambil berdeham pelan. Berusaha mengendalikan ekspresinya kembali menjadi datar. "Ekhm. Engga. Siapa yang ketawa. Terus nama kamu siapa?" Elak Batari mengalihkan pembicaraan.

BANDOENG DIKALA MALAM [ON GOING]Where stories live. Discover now