Tiga Belas

7.1K 1K 44
                                    

Seminggu kemudian Elona diizinkan untuk pulang.

Keadaan gadis itu menjadi lebih baik setelah beristirahat di atas kasur selama seminggu. Dokter Eben banyak membantunya kali ini, dia memberikan surat sakit Elona pada sekolah, meminta izin pada Cafe tempat ia bekerja dan menjaga Ares dengan baik.

Bukan tanpa alasan Dokter Eben baik pada mereka.

Dokter Eben adalah teman Ibu mereka dan dia juga yang merawat ibu sampai akhirnya dia meninggal.

Mungkin karena tanggung jawab atau Dokter itu memiliki perasaan khusus pada ibunya. Sejak dulu Elona selalu memperhatikannya, bagaimana cara Dokter Eben menatap ibunya dan merawatnya.

"Terima kasih Dokter Eben untuk semuanya, saya engga tahu harus gimana membalas kebaikan anda."

Dokter Eben tersenyum lembut. "Iya tidak apa-apa." Dia membantu mereka karena Eben tahu, selain dirinya siapa lagi yang bisa membantu Elona.

"Kak, Ares mau jenguk teman kakak yang sakit itu."

Elona menatap adiknya, kenapa tiba-tiba Ares ingin menjenguk Gellan. "Kenapa? Kan kakak udah bilang engga kenal dia." Elona tidak mau mencari masalah.

"Ares penasaran." Dia tidak bisa bertemu dengan tubuhnya lagi sejak Elona keluar dari ICU.

"Teman kamu, siapa namanya?" tanya Dokter Eben.

Elona ragu-ragu mengatakan. "G-ellan." Laki-laki itu bukan temannya.

"Oh," Dokter Eben cukup terkejut saat mengetahui hal ini. "Dia sudah dipindahkan ke kamar inap, mau menjenguk? Biar saya temani."

"Mau!" Gellan langsung berseru, tidak mungkin ia melewatkan kesempatan ini.

"Tapi....." Bagaimana jika ia bertemu teman-teman sekolahnya nanti.

Elona tidak mau.

"Kakak kejam."

Elona menatap Ares yang tiba-tiba mengatakan kata itu. "Kenapa? Kakak kan tidak melakukan apa-apa."

Gellan mengalihkan pandangannya. "Dia kawan kakak, tapi kakak engga mau jenguk, meksipun kalian engga dekat kan kalian satu sekolah." Kompor terus.

Dokter Eben tertawa canggung.

Elona kehilangan kata-katanya.

"Ayo Dokter Eben, kawanin Ares aja, biar kakak Elona nunggu sendirian disini."

Gellan menarik seragam Dokter Eben.

"Jangan tinggalin kakak!" Akhirnya dengan amat terpaksa Elona ikut.

Dokter Eben bilang Gellan adalah pasien VVIP di rumah sakit ini, ia harus selalu dipantau dan jika ada seseorang yang ingin menjenguknya selain keluarga wajib ditemenin oleh seorang Dokter. Gellan tersenyum bangga ketika mendengarnya, ternyata kejadian seminggu lalu bukan mimpi, Papanya benar-benar sayang pada Gellan.

"Dia sudah sembuh hanya saja setelah operasi dia tidak pernah sadar."

Mereka masuk ke dalam ruangan itu.

Nafas Elona tercekat, keringat dingin memenuhi dahinya.

Setelah ibunya tidak pernah ia melihat orang lain dengan kondisi mengenaskan seperti ini.

"Dokter Eben." Ada seorang suster yang selalu berjaga di sini.

"Suster Evi," Dokter Eben menyapa. "Ini Elona, dia teman sekolah Gellan."

Suster Evi tersenyum ramah. "Oh teman sekolah."

Elona mengangguk kecil. "Halo suster."

Gellan tidak memperdulikan ketiga orang itu, ia kembali mendekati tubuhnya dan mencoba kembali menggenggam tangannya.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now