Dua Puluh Satu

6.6K 1.1K 83
                                    

Dulu dia adalah anak yang ceria dan selalu tersenyum dan sejak kejadian itu semua keceriaan dan senyuman hilang dimakan trauma.

Kejadian itu ketika kelas 2 SMP.

Elona pernah dekat dengan kakak kelas dan sampai sekarang ia tidak akan pernah mau mengingat namanya.

Pendekatan awal mereka berjalan mulus, kakak kelas itu memperlakukan nya dengan baik dan dia juga membelanya dari teman-teman Elona yang dulu suka memanfaatkan kebaikannya.

"Jangan pernah berteman dengan orang-orang yang memanfaatkan kepintaran kamu."

Itu adalah kalimat penyelamat Elona.

Sejak saat itu, kakak kelas itu menjadi bagian penting dari keseharian Elona. Elona menceritakan semuanya padanya, tentang Ibu, tentang ayah, tentang Ares, tentang perasaan tertekannya, semuanya, ia tidak berniat untuk dikasihani Elona hanya ingin berbagi lukanya, ia ingin memiliki teman untuk cerita.

Sayangnya dia memilih orang yang salah.

Bianva langsung mendorong Elona masuk, diikuti oleh Noel dan teman-temannya, pintu dikunci dengan rapat.

"Apa yang kalian lakukan?!" Gellan berseru marah, ia berdiri dan ingin memukuli orang-orang itu, namun yang terjadi adalah ia ditahan oleh dua orang teman Noel.

"Anak kecil diam saja," kata Noel. "Lo hanya perlu melihat dan diam."

Elona melangkah mundur, di kepalanya ada sebuah pertanyaan yang muncul.

Kenapa?

Kenapa?

Kenapa?

Kenapa?!

Kenapa ia harus merasakan semua ini?!

Sebenarnya apa dosanya sampai harus mengalami semua ini?!

Apa ia pernah mencuri? Tidak pernah! sesusah apapun keadaannya Elona tidak pernah memiliki niat untuk mencuri.

Apakah ia pernah membunuh? Tidak pernah! Meksipun berat, ia tidak pernah memiliki keinginan untuk membunuh atau mati.

Tapi kenapa?!

Kenapa?!

Nafas gadis itu memburu, air matanya terus mengalir.

Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan namun, tidak ada yang bisa keluar dari mulutnya.

Bianva tersenyum senang, gadis itu adalah penyebab penderitanya, apapun yang ia lakukan nanti tidak ada hubungan dengannya.

"Hentikan! Jika kalian menyakitinya! Aku akan membunuh kalian!" Gellan berseru keras, ayolah semoga ada seseorang yang mendengar suaranya dan datang ke kosan ini.

Siapapun!

Seperti waktu itu, ketika Elona sakit dan ia menemukan seorang tukang ojek yang baik hati.

Semoga kejadian itu bisa terulang kembali.

Ayolah, keberuntungan tolong datanglah.

"Hahahaha, anak kecil mau bunuh orang dewasa gimana?" Noel menekan-nekan dahi Gellan, rasanya sangat terhina ditatap rendah oleh laki-laki ini. "Mimpi dulu sana." Dahinya disentil dengan kuat.

Kepala Gellan semakin pusing, ia menatap Elona.

Gadis itu sedang ketakutan, sangat ketakutan sampai ia tidak bisa melakukan apapun.

"Toilet!" seru Gellan.

Elona tersentak, ia langsung berlari dan mengunci diri di dalam toilet.

"Sial," Bianva mendekati Gellan dan dengan kejamnya ia menampar seorang anak kecil.

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now