Tiga Puluh Tiga

7K 1.2K 71
                                    

Elona menatap Gellan dengan tatapan paling menghina yang ia miliki. "Hah?" Nada suaranya dingin.

Gellan menelan Saliva-nya gugup, respon dingin seperti ini bukanlah sesuatu yang ia harapkan.

Elona berjalan mundur, tanpa berkata-kata dia langsung lari.

"Lah Elona!" seru Gellan, tentunya dia mengejar.

"Tunggu, gue serius!"

Elona kecil-kecil begini, ia cukup lincah. Tanpa merasa kesulitan ia berlari sembari melompati beberapa bangku di tribun, membuat Gellan dan beberapa orang yang sedang melakukan jam pelajaran olahraga bersiul kagum. Dia benar-benar mirip dengan kucing, sekarang Gellan percaya kalau Elona adalah keturunan kucing.

"Eh bukan itu!" Gellan memukul kepalanya, ia terkagum-kagum hingga berhenti menggunakan kakinya.

Ia kembali mengejar Elona.

"Tunggu dulu, Elona!" Seumur hidup Gellan tidak pernah mengejar seorang gadis hingga seperti ini, rasanya ia seperti orang bodoh.

Elona mengutuk kebodohan Gellan, siapa yang akan berhenti jika diteriaki seperti itu. Gellan bodoh, ia memang bodoh.

Elona tahu tidak seharusnya ia merasa terlalu pede, tapi pernyataan Gellan tadi benar-benar menghasilkan tanda tanya besar di kepalanya. Dari raut dan nada bicara laki-laki itu, tidak mungkin ia berbohong, itu dikatakan dengan spontan.

Kenapa?

PDKT, Elona pernah mendengar dari beberapa pembicaraan yang dilakukan teman-teman Bianva.

Pendekatan yang pastinya akhir dari proses ini adalah kelanjutan sebuah hubungan yaitu pacaran.

Selama 16 ia hidup tidak pernah Elona berpikir akan ada seorang laki-laki yang menyukainya.

Elona selalu menganggap dirinya rendah dan ibunya juga selalu berkata.

Tidak akan ada yang mau dengan kamu Elona, cewek miskin.

Itu benar.

Selama ini laki-laki mendekatinya hanya untuk memanfaatkan atau memiliki niat untuk melecehkannya.

Jadi kenapa?

Kenapa diantar semua perempuan di dunia ini, kenapa Gellan harus melakukan PDKT dengannya.

Elona tidak mau.

Dia tidak mau terluka lagi.

Dia juga takut.

Karena jika ia mulai menyukai sesuatu, dia akan menjadi gadis paling egois di Dunia.

"Elona!!!!" Gellan masih setia mengejarnya, terus-menerus memanggil namanya.

Tepat setelah seruan Gellan, langkah kaki Elona langsung berhenti dan dalam hitungan detik ia berbalik arah, ia berlari mendekati Gellan.

"Apa-" belum sempat Gellan berbicara Elona membekap mulutnya dan mendorongnya untuk memasuki asal sebuah ruangan.

Elona menatap Gellan, ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. "Hush..."

Gellan mengangguk, dengan jarak sedekat ini, ia harap Elona tidak mendengar detak jantungnya.

Gila sekali.

"Noel yang terbaik, karena kamu yang mengusulkan aku dapat izin kepala sekolah."

"Yah, acaranya juga bagus, lomba Dance kan?"

"Iya, sekolah kita bergengsi tapi sayang peraturannya ketat, rok aja engga boleh di atas lutut, menyebalkan."

"Haha, rok kamu di atas lutut Bianva."

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now