15. Firasat

65 17 0
                                    

"Hanya satu permintaan, tolong jangan ubah firasat ini menjadi suatu fakta yang harus aku terima."

–––

"Semuanya boleh istirahat dulu ya, nanti kalau udah bel balik lagi ke lapangan."

Berhubung bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi, Pak Bowo segera membubarkan kelasnya terlebih dahulu. Kelasnya Putri kebetulan mendapatkan jadwal jam pelajaran olahraga yang terpotong dengan jam istirahat pagi. Hal ini tentunya menjadi keuntungan bagi anak laki-laki karena mereka bisa mendapatkan waktu lebih banyak di lapangan dengan menggunakan jam istirahat itu.

"Put makan mie ayam yuk di kantin," ajak Cia.

"Lo duluan aja Ci," tolak Putri secara tidak langsung.

"Lo mau kemana emang?" Tanya Cia penasaran. Biasanya Putri tidak pernah menolak jika diajak untuk menyantap mie ayam.

"Kemana lagi coba," jawab Putri dengan senyumnya yang penuh arti.

"Euhh.. dasar bucin," ejek Cia.

Putri memajukan bibirnya sesenti, "Ya maap gue tadi pagi gak ketemu masalahnya."

"Yaudah sana, mau gue pesenin dulu gak?" Tawar Cia.

Putri menggeleng pelan, "Kayaknya gak usah deh, gue nanti istirahatnya mau bareng Reynold soalnya."

"Gini ya kalo temenan sama yang bucin, sering banget ditinggal sendirian," Cia menghela napas panjangnya.

"Yaa maap, besok gue makan bareng lo deh gue yang traktir," ujar Putri sebagai permintaan maafnya.

Senyum Cia mengembang seketika, "Bener ya?"

"Iya bawel, eh gue samperin Reynold dulu yaa," Putri bergegas pergi ketika dia tidak sengaja menemukan keberadaan Reynold dalam pandangannya.

Belum sempat Cia membalas perkataannya, Putri sudah lebih dulu menghilang mengejar Reynold. 

Namun semakin dia mendekat pada Reynold, semakin hilang juga lekukan senyumnya. Tak biasanya Reynold jalan berdua dengan gadis lain. Ditambah lagi, cowok itu terlihat sangat bahagia. Entah kenapa Putri mendadak berfirasat buruk.

"Nah kalo yang ini itu lapangan–"

"Einoooo," Panggil Putri dengan sisa semangatnya membuat Reynold menghentikan ucapannya.

"Hai Put, abis olahraga?" Sapa Reynold sekaligus bertanya.

Putri mengangguk, "Ini siapa Rey?"

Reynold "Ohiya Put, kenalin ini Miranda Juliana, anak baru di kelas aku."

Putri otomatis mengulurkan tangannya, "Ohh hai, gue Putri–"

"Dia sahabat gue Mir," Reynold langsung menyelanya.

Putri mengalihkan pandangannya pada Reynold. Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali. Sungguh, Putri tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Untuk pertama kalinya Reynold menyembunyikan hubungan mereka berdua. Untuk pertama kalinya juga Reynold malah memperkenalkannya sebagai seorang sahabat.

"Salam kenal ya Put," Miranda menerima uluran tangan Putri.

Putri hanya tersenyum simpul sebagai balasannya.

"Eh Rey, toilet di sebelah mana ya?" Tanya Miranda.

"Di depan abis itu belok kiri," Reynold bantu mengarahkan dengan gerakan tangannya.

Miranda mengangguk paham, "Okay gue ke toilet dulu ya bentar."

"Eh biar gue anter aja," cegat Reynold.

Putra, Putri & PertemananWhere stories live. Discover now