○ Cita - cita : Ingin punya teman

700 93 135
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

"Kata ayahku, menangis hanya di peruntukkan untuk perempuan tidak untuk seorang laki - laki. Karena laki - laki diciptakan menjadi manusia yang kuat bukan manusia yang cengeng"

•🤍•

"Apa mereka tak ingin mendengarkan ceritaku tentang hari ini?"

Uapan besar yang terbuka dari mulut Valentino dengan mata yang terus merasa berat untuk dibuka.

"Ayah, bunda masih lama ya kerjanya?" Ujarnya yang masih duduk diruang tv sendirian.

"Abang juga udah tidur" ia menghela nafasnya dangkal dengan menyandarkan punggung kecilnya di punggung sofa.

Ceklek

Pintu terbuka dengan suara tapak sepatu yang di lepas. Ayah yang sibuk membuka jas hitamnya, sedangkan bunda sibuk melepaskan heels dari kaki lelahnya yang telah seharian berjalan kesana kemari.

"Ayah, bunda" panggil Valentino yang memunculkan wajahnya di depan kedua orang tuanya.

Ayah dan bunda hanya membalas panggilan itu dengan senyuman lelah mereka.

"Ayah, bunda tau? Tadi siang aku sama—"

"Alen, bunda capek" putus bunda yang berjalan melewati Valentino.

Ayah hanya mengusap rambut tebal Valentino dan berjalan ke arah kamar Joshua hanya untuk melihatnya tidur.

"Apa kalian tak ingin mengucapkan selamat tidur juga padaku?" Gumam Valentino yang menatap kedua orang tua.

Tak ada jawaban.

Tok tok tok

"Alen, bangun nak. Udah pagi" panggil bunda yang mengejutkan tidur Valentino.

Ia terbangun dari posisi tidurnya diatas meja belajar. Merenggangkan tubuhnya sembari berdiri tepat menatap cermin di depannya. Wajahnya yang tercetak sebagian menampakkan garis tipis di pipi kirinya.

Ia menguap untuk sekilas dan berjalan mengambil handuk yang tergantung di balik pintunya. Berjalan keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi.

"Mimpi yang mengerikan" ujarnya yang memggosok rambut dan membiarkan air mengalir di sekujur tubuhnya.

Setelah 10 menit, ia kembali ke kamar dan menggunakan seragam yang sama setiap minggunya.

"Alen, gak sarapan dulu?" Tanya bunda.

"Aku langsung berangkat aja bunda" jawabnya.

"Alen, nanthi kamhu gak bisha belajar loh kalo laper" sambung Joshua yang masih duduk di meja makan.

Valentino tak menjawabnya, ia tak menunjukkan wajah atau sekedar tegur sapa pada Joshua. Berjalan keluar dengan melihat teman temannya yang sudah menunggu diluar dengan motor pribadi mereka.

"Woy! Lama lu len" sahut temannya saat melihat Valentino keluar dari rumahnya.

"Sorry" jawaban singkat yang akhirnya keluar dan membiarkan Valentino berangkat bersama teman temannya.

Abang - Lee HaechanWhere stories live. Discover now