○ Tumbuh bersama

1.1K 152 147
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Joshua akhirnya membuka matanya. Melihat langit - langit kamar miliknya dan mencoba menggerakan setiap jari jemarinya. Mengangkat tubuh perlahan dengan mengganti posisinya menjadi duduk.

"Adhek alen mana?" Gemingnya yang kembali melihat kedua tangannya sambil berlari keluar kamar.

"Joshua? Mau kemana nak?" Panggil ayah dari ruang tamu yang sedang beristirahat sambil menunggu makan malam yang akan ibu siapkan.

"Adhek alen, tadhi nangis. Ayyah" rengek Joshua yang berlari kearah ayahnya dengan membuka kedua lengannya.

"Adek alennya nangis? Memang kamu apain?" Tanya ayah yang memajukan bibirnya.

"Tadhi Joshua tinggal main di kamar. Terus adhek tiba - tiba nangis, ini salah Joshua yang enggak jagain adhek" rengek Joshua yang menjatuhkan wajahnya di tengah dada ayah.

"Oh...terus terus, Joshua ngapain tidur ditempat adeknya?" Tanya ayah yang mengelus kepala Joshua.

"Tadhi Joshua enggak sengaja buka pintunya sampek kena kepala Joshua. Ini" tunjuknya dengan membuka kedua belah poni joshua yang menunjukkan benjol kecil diatas dahinya.

Ayah yang baru menyadari benjolan itu terkejut dan segera berjalan cepat kearah dapur dengan menggendong Joshua.

"Kenapa sayang?" Tanya bunda yang terkejut dengan langkah cepat ayah kearah kotak P3K milik keluarga mereka.

"Kepalanya Joshua benjol kena kayu ranjang bayi" jawab ayah yang mengompres kepala Joshua dengan kain dan air hangat yang diambil dari dispenser.

Bunda yang segera menghentikan masaknya sejenak untuk melihat benjolan Joshua dan kembali memasak lagi dengan melihat Joshua yang hanya diam sambil melihat ayahnya.

Makanan yang akhirnya selesai dibuat, diletakkan diatas meja makan.

"Ayyah, Joshua udah enggak papa" ucap Joshua yang menarik tangan ayah untuk menjauhkannya dari kepala Johua.

"Beneran? Kamu gak papa?" Tanya ayah yang melihat kedua mata anaknya.

Joshua mengangguk dan berdiri. Mengepal kedua tangannya dipinggang sambil tersenyum menunjukkan gigi ompongnya.

"Joshua anak hebatnya ayah sama bundha, masak benjolan gini aja Joshua nangis. Ehm!"

"Joshua juga udhah besar! Jadi apapun resikonya, joshua harus terima buat lindungin adhek!" Sambung joshua yang membusungkan dadanya seperti super hero yang ada di tv.

Kedua orang tuanya saling menatap sambil membalas senyum. Melihat anaknya begitu senang sambil tersenyum begitu lebar didepan mereka.

•🤍•

"Owek...owek" tangisan kembali meributkan ruangan.

"Adhek!" Sentak Joshua yang turun dan berlari kearah kamar Valentino. Bunda yang mulai menimang Valentino sebagai contoh untuk Joshua.

"Bunda, adhek alen kenapa nangis terus sih?" Tanya Joshua yang mendangakkan kepalanya keatas.

"Alen lagi haus, makanya dia nangis terus" jawab bunda yang terus menimang Valentino.

Abang - Lee HaechanWhere stories live. Discover now