Angkasa 23: Memaafkan dan Menerima

69 28 2
                                    

"Kamu harus maafin diri sendiri dulu, baru Sahmura mau peluk kamu."

Angkasa menghela napas usai mengingat kembali perkataan Anin saat tadi, sebelum ia pulang dari rumah perempuan dengan indian dimple itu.

Memaafkan diri sendiri? Bagaimana?

Angkasa kemudian menunduk seraya mengerucutkan bibirnya, ia menendang kerikil di bawahnya kesal. Kemudian kembali melanjutkan langkahnya seraya mendorong sepeda yang tadi ban-nya kempes saat diperjalanan pulang dari Anin. Ia kemudian berhenti di depan warung bi Eem saat melihat ada Arya dan Dean di sana.

Iya, dua orang itu akhir-akhir ini sering Angkasa dapati sedang nongkrong di warung Bi Eem. Pernah iseng Angkasa tanya; "Kenapa? Kok jadi sering nongkrong di sini?" lalu mereka hanya menjawab karena katanya gorengan bi Eem enak.

Angkasa juga seringkali turut nongkrong bersama mereka sehingga tanpa sadar, hubungan Angkasa dengan dua orang itu menjadi dekat. Sudah menjadi teman tongkrongan di warung bi Eem.

"Nih," ucap Angkasa seraya memberikan sebungkus oreo bekasnya tadi bersama Anin yang isinya masih banyak, lalu turut mendudukkan diri di samping Arya.

"Waduuh arigato friend!" ucap Dean seraya mulai mengambil sebuah oreo dan memakannya.

Angkasa memperhatikan keduanya seraya mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya, memikirkan ucapan yang akan di lontarkannya.

Sadar pria di sisinya sedang bimbang, Arya lantas bertanya, "Kenapa?"

Angkasa menoleh, pertanyaan Arya sukses membuat Angkasa memutuskan untuk mempertanyakan hal ini.


"Kalian masih suka berhubungan sama Ryan nggak sih?" tanya Angkasa.

Sejenak, Dean dan Arya saling lirik sebelum akhirnya kompak menggeleng secara berbarengan.

Angkasa refleks menghela napas melihat jawaban itu yang segera kembali mengundang tanya dari Arya.

"Kenapa emangnya?"

"Kalian bisa nggak? Bantuin Angkasa?"

Dean kembali saling lirik dengan Arya, sebelum lagi-lagi Arya bertanya, "Bantu apa?"

"Bantu Angkasa nemuin Ryan," jawab Angkasa seadanya.

"Ngapain anjir? Cari mati nih anak!" sahut Dean lengkap dengan mata yang melotot terkejut mendengar tanya itu.

Tetapi tiga kata yang Angkasa lontarkan, sukses membuat keduanya tertegun.

"Mau minta maaf."

Usai mendengar jawaban itu, perlahan Dean menunduk, menatap oreo di tangannya. Sementara Arya berdehem pelan, kemudian segera membalas ucapan Angkasa.

"Gatau deh Kas, kita sebenarnya takut buat nemuin Ryan lagi. Tapi nanti coba deh diatur lagi."

Dean melirik Arya dengan tatapan tidak santainya, sudah siap protes tetapi urung saat sudut matanya tak sengaja menangkap pada senyum merekah Angkasa.

"Waah makasih ya Arya," ucapnya bahagia seraya menyalami Arya. "Makasih Dean!"

Kemudian Angkasa beranjak dari duduknya, hendak pergi pulang dengan senyuman cerahnya. Pria itu melepas standar sepedanya, kemudian segera berlari mendorongnya dengan ceria.

Meninggalkan Dean dan Arya.

Meninggalkan Dean yang perlahan melirik Arya yang balas menatapnya dengan ekspresi tak terbaca.

Meninggalkan Dean yang perlahan melirik Arya yang balas menatapnya dengan ekspresi tak terbaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Raja Muda AngkasaWhere stories live. Discover now