Angkasa 10: Hukuman Jagat Raya

121 29 10
                                    

Kejadian itu terjadi sekitar tiga tahun lalu, saat Angkasa masih menginjak bangku kelas delapan SMP.

Dulu, Angkasa nakalnya bukan main. Seringkali membolos dan tawuran dengan anak sekolah lain. Keras kepala bagai batu, susah untuk diberi nasihat. Hatinya keras dan dingin, juga temperamennya yang tidak stabil.

Pada suatu ketika, sebuah konflik terjadi antara dirinya dan salah satu anak kelas sembilan yang juga sama nakalnya.

Keduanya sama-sama keras kepala dan berhati dingin.

"Jangan mentang-mentang anak kelas sembilan, kamu jadi seenaknya gitu?! Berengsek!" umpat Angkasa saat Ryan menarik paksa dirinya sampai terjatuh ke tanah.

Permasalahan saat itu amat sederhana sebenarnya. Hanya karena keduanya sama-sama sedang membolos di salah satu warung tempat para anak nakal nongkrong, dan Angkasa tidak sengaja menempati tahtanya Ryan.

Tetapi permasalahan itu tidak lagi sederhana saat keduanya sama-sama tersulut emosi dan mulai melakukan tindakan kekerasan. Keduanya baku hantam dengan orang lain yang menyaksikan justru malah mengompori.

"Habisi Ryan! Habisi!"

"Hajar sampai mati!"

"Pukul terus! Pukul!"

Saat itu amat banyak sekali yang mendukung Ryan untuk terus menghajar Angkasa, tetapi kekuatan Ryan rupanya kalah besar dari Angkasa.

Seruan para kompor itu perlahan tidak lagi terdengar. Berubah menjadi seruan panik, menyadari Angkasa tidak main-main dengan pukulannya. Ada salah seorang dari mereka yang berusaha menghentikan Angkasa, justru malah terkena pukulannya. Dicekik. Didorong hingga terbentur meja.

Semuanya tidak ada yang berani menghentikannya. Terdiam melihat keganasan Angkasa.Tidak ada yang berani melapor kepada pihak sekolah atau pihak kepolisian. Pikiran mereka semua benar-benar kacau.

Belum lagi Angkasa yang semakin membabi buta. Tidak puas memukuli wajah Ryan yang sudah mulai kehilangan kekuatan, Angkasa mulai menginjak-injaknya sampai Ryan terbatuk-batuk. Mulutnya berdarah.

Dan tepat saat Ryan tak sadarkan diri. Beberapa guru dari sekolahnya datang melerai. Ada yang melaporkan.


Itu Sahmura, adik perempuannya sendiri yang saat itu menjabat sebagai anggota OSIS.

Dan rupanya, permasalahan itu tidak berhenti sampai sana. Ryan dirawat intensif di rumah sakit dan celakanya, Angkasa tidak tahu jika Ryan adalah anak dari preman penguasa separuh kawasan kota kecil itu.

Ayah Ryan dengan penuh amarah, mengunjungi sekolah hari itu. Meminta pihak sekolah memberikan hukuman yang setimpal untuk Angkasa. Ayah Ryan meminta Angkasa untuk dikeluarkan dari sekolah saat itu.

Saat itu juga orang tua Angkasa dipanggil, nenek datang mewakilinya. Memohon-mohon agar Angkasa tidak dikeluarkan saat itu.

Walau pada akhirnya Angkasa diberi kesempatan, tetapi laki-laki itu tetap tidak terima melihat nenek memohon-mohon sampai berlutut seperti itu.

Pikiran Angkasa sangat kacau saat itu. Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah Sahmura. Semua ini gara-gara Sahmura.

Angkasa pulang dengan penuh amarah, segera menghampiri Sahmura yang saat itu juga sedang menunggu kedatangan abang dan sang nenek.

"Masih kelas tujuh jangan merasa sok jagoan kamu!" sentaknya penuh amarah seraya menunjuk-nunjuk Sahmura.

"Sahmura cuma ngejalanin tugasnya Sahmura! Kenapa abang jadi nyalahin Sahmura?!" balas Sahmura tidak kalah emosinya.

Raja Muda AngkasaWhere stories live. Discover now