26. Bongkar rahasia 🐾

41 10 0
                                    

Airin yang mendengar suara itu seketika terkesiap ditambah ada kedua orang tuanya juga Marco yang telah diikat. Ia yang melihat itu seketika tertawa terbahak-bahak dengan memegang wajahnya ternyata dirinya terkena jebakan.

"Welcome untuk kedatangan kalian semua! Namun, sayang sekali kalian sudah mengganggu saya untuk membuat karya indah," seru Airin dengan melebarkan kedua tangannya.

"Airin ..." Sang Papa mendekatinya dengan menggenggam tangan putrinya.

Airin yang mendengar itu seketika tertawa terbahak-bahak. Setelah itu raut wajahnya berubah menjadi dingin ia melepaskan topeng juga tudung jubahnya.

"Ah, ternyata kalian sudah mengetahuinya berarti gue nggak perlu membunuh dengan sembunyi-sembunyi bukan?" ucap Airin dengan menyeringai.

Yuda mengepalkan tangannya lalu berseru, "Lo jahat Airin!"

Airin yang mendengar itu mengangkat alisnya lalu tertawa terbahak-bahak. Ia berjalan lalu mencengkeram erat dagu lelaki itu tapi tangannya ditepis oleh sang empu.

"GUE HANYA INGIN MILIKI APA YANG SEHARUSNYA MENJADI MILIK GUE!" sergah Airin dengan menatap tajam.

"Tapi gue nggak bisa! Semua ini sebab wanita tua itu! Dia selalu membayangi gue untuk melindungi Asya walaupun dengan cara yang salah! Hahaha!" lanjut Airin dengan tertawa tapi tidak lama berubah jadi raut wajah sedih.

Semuanya terdiam menatap Airin dengan tatapan bersalah. David yang merasa Airin sedang lengah segera berlari menuju tempat Asya. Namun, nyatanya Airin tidak lengah sebuah peluru mendarat dibawah kakinya.

"David sepertinya gue terlalu baik karena sudah melepaskan Lo dari kematian jika Lo bukan teman kecil Asya mungkin dari dulu sudah gue bunuh," ucap Airin dengan mengarahkan pistolnya kepada David.

Semuanya tiba-tiba terkejut mendengar fakta yang baru saja mereka ketahui terutama Asya. Ia tidak menyangka sahabat kecilnya selalu berada disisinya selama ini.

Airin menatap kearah Marco yang dipahami oleh sang empu. Marco segera menendang tubuh Tian juga Andra yang memegangi.

"SELURUH PASUKAN SERGAP MEREKA!" teriak Marco dengan menyeringai.

Tiba-tiba beberapa orang dengan menggunakan pakaian serba hitam memasuki kamar Asya. Namun, tidak hanya itu diluar juga banyak orang berpakaian hitam yang menggunakan senjata tajam.

"Kalian ingin menyudutkan gue tapi sayangnya kalian terlalu meremehkan gue," ucap Airin dengan menyeringai.

"Pa ... bisa ceritakan ke putrimu ini bagaimana kalian bisa mengetahui bahwa Airin adalah psikopat bintang," lanjut Airin dengan tersenyum tipis menatap sang papa.

Flashback

Setelah mereka meninggalkan rumah keluarga Airin. Mereka tidak meninggalkan begitu saja melainkan berada di rumah kosong yang berada di kompleks itu.

"Menurut gue hal ini tidak sesederhana itu karena saat kita meninggalkan rumah itu gue melihat Airin menyeringai menatap sosok berbaju hitam dibalik pohon," celetuk Andra dengan bersedekap dada.

"Benar! Pertama, semua ini berhubungan dengan orang yang menyakiti Asya sedangkan Airin sangat sensitif kepada Asya. Kedua, dari yang gue lihat dari penampilan tubuh pun tidak sesuai dengan kriteria tubuh cowok," sahut Ali dengan menggaruk tengkuknya.

"Lalu saksi itu bilang kalau pelakunya seperti orang yang dibicarakannya juga berarti orang itu mencoba melindungi penjahat itu karena ciri-cirinya tidak sesuai dengan fakta," ucap Yuda dengan mengepalkan tangannya.

Tian yang mendengar itu mengepalkan tangannya karena menahan amarah. Namun, ia tidak bisa menyanggah karena semua bukti sudah mengarah kepada Airin.

[TBM] The Biggest Mistake (END)Where stories live. Discover now