9. Gang War🐾

49 13 0
                                    

Sosok gadis masih nyaman bergulat di kasurnya juga berpelukan dengan boneka Teddy Bear miliknya. Ia tetap tidur dengan nyenyak disaat sebuah cahaya mengenai wajahnya.

Suara langkah kaki memasuki kamarnya tanpa berbicara. Lalu ia mendapatkan guyuran air dingin yang membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia memegang kepalanya yang tiba-tiba saja mendengung karena terbangun dengan cara dikejutkan.

"Bangun! Hari ini sekolah antar gue! Papa sama Mama sudah pergi kerja," perintah Asya dengan berkacak pinggang.

Airin menatap Asya dengan kepala yang agak pusing. Ia bergeming tanpa minat untuk bangkit dari kasurnya. Tiba-tiba saja badannya sedikit menggigil juga rasanya ingin muntah.

"TUNGGU APA LAGI?! AYO BANGUN DAN MANDI! LALU BERANGKAT SEKOLAH!" berang Asya dengan menyeret Airin ke kamar mandi. Ia melempar Airin ke dinding dengan menyalakan keran air.

"Asya kepala gue lagi pusing, Lo pergi sendiri aja," lirih Airin dengan bibir memucat.

"Gue nggak peduli! Sekarang Lo cepat siap-siap!" kekeh Asya lalu keluar dengan membanting pintu.

Airin mengangguk pelan daripada harus berdebat yang tidak akan menyelesaikan masalah. Ia menghela nafas panjang sepertinya dia hanya bisa menuruti permintaan Asya.

∆∆∆

Airin menyetir mobilnya dengan perlahan. Wajahnya terlihat tersiksa melihat adiknya yang terlihat agak memalukan baginya. Gadis itu terlihat menikmati goyangan yang dimainkannya dengan mengiringi musik.

Seketika saja rasa sakitnya tergantikan dengan rasa malunya. Ia segera mengegas mobilnya kedalam pekarangan sekolah.

"Bangsat! Pelan-pelan anjing!" umpat Asya dengan memukul lengan Airin.

Airin terkekeh kecil ini adalah sedikit pembalasan yang diberikan olehnya. Ia segera membanting stir hingga membuat murid-murid terkejut dibuatnya.

"Lo boleh keluar," ucap Airin dengan tersenyum puas.

Airin segera dengan bersiul kecil setidaknya ia bisa membalas kelakuan gadis itu. Tiba-tiba saja sakit kepala kembali menyerang dirinya. Ia mencengkram kepalanya dengan kuat rasa sakitnya menyebabkannya ingin menangis.

Pintu mobil dibuka dengan kasar lalu Asya menyeret Airin keluar. Ia menyodorkan ponsel yang membuat Airin menjadi bingung.

"Cepetan tangan gue udah pegel!" seru Asya dengan menatap sinis.

Airin menghela nafas panjang bertanya, "Ngapain?"

"Lo rekam video saat gue pargoy," jawab Asya dengan bersedekap dada.

Airin mengangguk pelan lalu menekan tombol merah hingga muncul musik. Ia melihat Asya yang mulai bergoyang lincah tanpa memperdulikan tatapan orang lain. Ia hanya bisa menundukkan wajahnya dengan merekam video, gadis itu memang tidak malu ditatap orang banyak tapi dirinyalah yang menjadi malu.

"Sini gue lihat!" seru Asya dengan mengambil ponselnya, "boleh juga hasilnya gue nggak nyangka Lo jago rekam ginian. Kalau gitu Lo bisa pergi."

Airin mengangguk pelan saat ini tujuannya adalah ruangan UKS karena dalam keadaan begini tidak mungkin untuk belajar. Didalam ruangan hanya ada dokter yang menjaga tentang rasa sakitnya, ia hanya menjawab kalau kepalanya yang bermasalah. Ia merebahkan dirinya di atas kasur dengan membuka ponsel.

Airin
Ayu, tolong izinin gue sama Pak Tono. Gue lagi sakit dan sekarang ada di UKS ✓✓

Ayu
Iya, Rin. Emangnya Lo sakit apaan?✓✓

Airin
Nanti gue ceritain✓✓

Ayu
Oke✓✓

Airin mematikan ponselnya dengan memejamkan matanya perlahan tidak lama ia sudah terbawa dalam alam mimpinya.

[TBM] The Biggest Mistake (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora