13. Keputusan masalah 🐾

35 12 0
                                    

Aku hanya tidak ingin dia menyesal dan seluruh keluarga akan menyalahkan atas kelalaiannya - Airin

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Yuda melangkahkan kakinya menuju gadis yang menunjukkan aura keangkuhannya. Ia membuka ponselnya lalu mengetikkan sesuatu yang membuat semua orang penasaran.

"Gue sudah mengetik perjanjian di ponsel, apa sekarang Lo sudah puas?" tanya Yuda dengan tersenyum simpul.

Airin membalas senyuman lelaki itu yang membuat penjuru sekolah terkejut dibuatnya. Airin itu dikenal sebagai gadis yang pendiam, jenius, sering dibully dan tidak suka berinteraksi dengan laki-laki apalagi memberikan senyuman. Ini adalah fenomena langka yang patut diabadikan.

Namun, jangan salah sangka walaupun gadis itu pendiam jika urusan masalah yang tidak disukainya ia akan maju. Contohnya seperti sekarang gadis itu berdebat dengan anggota geng Achazia untuk minta keadilan agar para kaum hawa tidak akan kenapa-kenapa. Sebelum masalah menyerang lebih baik berhati-hati bukan.

"Kirim ke Tian nanti minta dia kirim ke gue, lalu minta pihak sekolah print perjanjian ini nanti bagi masing-masing satu. Lalu kami akan menggunakan materai untuk persetujuan ini," perintah Airin dengan muka datar.

"Nggak perlu nanti kirim langsung ke Airin nya sendiri, nomernya nanti gue beri. Lalu lo apaan sih, Rin? Gue nggak nyangka Lo bersifat seperti provokator gini," ucap Tian dengan menghela nafas panjang.

Airin menghela nafas panjang sudah dibilang berkali-kali kalau dirinya hanya ingin memastikan kalau perbuatan pihak sekolah tidak akan merugikan muridnya sendiri. Ia mengambil alih ponsel Yuda dan mengetikkan sesuatu hingga muncul notifikasi pesan. Ia mengembalikan kepada sang pemilik tanpa mengatakan apapun. Ia sudah lelah menjelaskan kepada para berandalan didepannya. Saat dirinya bertemu dengan para geng abal-abal pasti terus-menerus terkena sial.

"Gue setuju sama ucapan Airin!"

"Bener! Kita sebagai cewek harus jaga diri!"

"Lagipula ini adalah hal yang harus kaum cewek jaga untuk masa depan kami!"

"Kalau kalian mau protes silahkan! Tapi kalian akan melawan seluruh siswi sekolah!"

"Hooh! Kalian itu dibanding kami-kami mah kecil!"

Tian yang mendengar hal itu segera balik ke depan lapangan dengan wajah masamnya. Setelah kepergian Tian, Yuda juga pergi tapi dia tidak ada masalah apapun dipikirannya karena setiap solusi pasti ada pro dan kontra.

"Huu! Cemen!"

"Ganteng doang! Tapi jaga cewek serampangan!"

Airin hanya diam tanpa berekspresi lagipula ia tidak salah karena dalam perjanjian salah satu pihak boleh membantah sesuatu hal yang merugikan mereka. Setelah melakukan perdebatan kecil akhirnya barisan dibubarkan keruangan kelas masing-masing.

Saat menuju perjalanan ke kelas Airin sering mendapatkan sanjungan dari siswi-siswi yang berpapasan dengannya, kecuali Ona dkk yang menatapnya tidak suka. Niki juga menatapnya tidak suka karena gadis itu tambah populer dan cowok sering meliriknya.

"Argh! Lo keren banget, Rin! Gue nggak nyangka Lo berani lawan kedua geng yang ditakuti seantero sekolah," sanjung Ayu dengan tersenyum antusias.

Airin tersenyum tipis lagipula dia tidak ingin mencari ketenaran dari semua ini. Ia sesekali menghapal materi untuk ulangan sejarah. Ia sangat menyukai mata pelajaran sejarah, bahkan dia juga mengoleksi buku fantasi sejarah dengan uang tabungannya yang selama ini dia simpan tanpa diketahui oleh keluarganya sedikitpun.

[TBM] The Biggest Mistake (END)Where stories live. Discover now