7. Rahasia Airin🐾

60 17 0
                                    

Airin menatap datar motornya yang sudah menjadi bocor. Ia berjongkok untuk melihat ternyata berlubang seperti telah sengaja dibocorkan oleh orang tidak bertanggung jawab.

Ia menendang ban motornya dengan keras. Ia menarik rambutnya dengan keras karena tidak bisa berbuat apa-apa. Ia menatap sesekali namun hanya ada keheningan karena murid-murid lain sudah balik ke rumah. Lalu yang lebih sial ia tidak memiliki kuota maupun pulsa untuk menghubungi keluarganya.

"Sabar Rin motornya nggak salah itu," celetuk Yuda yang datang entah dari mana.

Airin berdecak kesal ternyata mereka lagi. Ia tidak habis pikir lagi-lagi bertemu dengan para geng abal-abal.

"Boleh juga, gue kira cewek kayak Lo nggak bisa naik moge," sanjung Yuda dengan tersenyum. Ia menatap dari atas kepala sampai ujung kaki. Sekarang gadis itu bukan lagi sebagai cool girl juga terlihat seperti cewek badas.

Airin sekarang menggunakan celana panjang robek-robek, kancing seragam dilepas terpampang kaos hitam dan menguncir rambut panjangnya. Ia menatap heran apa yang salah dengan penampilannya.

"Gue nggak nyangka loh siswi teladan yang dibanggakan oleh para guru ternyata satu frekuensi sama kita-kita," ledek Ali dengan tertawa kecil.

Airin mengerutkan keningnya kemudian menatap pakaiannya. Sial! Ia melupakan hal yang satu ini karena ini merupakan salah satu rahasia yang dijaganya. Sekarang malah anak berandalan yang mengetahuinya, namun apakah ini keberuntungan atau kesialan yang dihadapinya.

"Memangnya ada yang salah lagipula ini diluar jam sekolah. Gue pakai ginian karena motor gue itu gede nggak cocok pakai rok," jelas Airin dengan mengangkat bahunya.

"Atas dasar apa?" tanya David dengan muka datar.

Airin mengangkat alisnya berkata, "Atas dasar apa? Namun yang pasti karena keren."

Yuda mengerutkan keningnya lalu mengangguk pelan. Mereka meninggalkan Airin seorang diri yang membuat gadis itu menjadi kesal percuma saja dirinya basa-basi bicara sama mereka. Alhasil ia hanya bisa pasrah menatap motornya sepertinya dirinya harus mendorong motornya hingga ke rumah.

"Ayo naik!" Sosok laki-laki mengenakan jaket kulit hitam dengan logo serigala.

"Ayo naik!" Sosok laki-laki mengenakan jaket kulit hitam dengan logo serigala

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Airin bergeming menatap lelaki dengan motor gede berwarna hitam. Tatapannya menghunuskan aura dingin juga penuh ketidaksukaan.

"Ayo naik! Ini gue Yuda," ucap Yuda dengan membuka kaca helmnya.

Gadis itu segera merubah tatapannya menjadi seperti biasa hanya ada wajah datarnya bukan aura dingin. Ia tersenyum puas dalam hati setidaknya ketiga remaja itu tidak menyadarinya.

"Nggak perlu gue hanya perlu ponsel Lo," ucap Airin dengan menyodorkan tangannya.

"Mau ngapain? Mau minta no telepon gue ya," seloroh Yuda dengan tertawa kecil.

[TBM] The Biggest Mistake (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें