JVD - TUJUH

99.7K 4.7K 146
                                    

"Ciee yang abis kebanting wkwkwkwk. Tawa setan ah tawa setan."


"Diem lo, Ma. Nggak lo nggak Bayu sama aja."



"Hihihihi, itu berarti gue sama laki gue jodoh, Ras. Omong-omong, lo dari rumahnya si Beton ya? Kok nggak nginep lagi?"

Rasti mencubit pipi Salma gemas. "Daton, Ma, Daton. Bukan Beton."



"Aduhduhduh... Tega lo tega, anak gue nih sakit ntar perasaannya."



Rasti melepaskan cubitannya. "Emang ngaruh ya?" lirih Rasti cemas menatap Salma.


Dengan muka serius Salma menjawab. "Ngaruh banget, Ras. Ikatan seorang ibu sama anak."

"Terus gimana? Apa kita ke dokter aja? Periksain gitu? Kali aja kenapa-napa."



Salma menggigit bagian dalam pipinya, mencoba menahan gelak tawanya.



"Mending lo masakin gue nasi goreng special. Anak gue ngidam masakan lo lagi."



Satu detik... Dua detik... Tiga detik...


Rasti memincingkan alisnya "Sialan." umpatnya. Saat itulah Salma tertawa puas.

"Tawa aja terus. Tawa aja, cukup gue liatin lo." sinis Rasti.


"Hahahaha... Sory, Ras, sory. Hehe. Be-te-we, lo belum jawab gue, kenapa nggak sekalian nginep?"


Rasti menghela napas "Orang gue masih punya rumah, ngapain gue nginep? Emang rumahnya si Dea itu tempat penampungan?"

Salma mengangkat bahunya acuh "Yaa, siapa tahu tuh duren nampung cewek bermasalah."


"Bermasalah?"


"Iya, bermasalah sama masa lalu, nggak move on, move on."

Andai Rasti tak mengingat kalau Salma hamil besar, mungkin bantal yang ada di pangkuannya mendarat mulus di wajah bumil satu itu.


"Heh! Gue udah nggak mikirin Aldo ya!"


Salma menyipitkan matanya "Emang kita bahas Aldo ya?" tanyanya polos yang membuat Rasti lagi-lagi mencubit pipi Salma.


"Jangan masang wajah polos kaya gitu, gue udah tau isi otak lo. Apalagi isi otak kotor lo."


"Hihihihi."


"Jangan tawa kaya gitu lo! Merinding gue dengernya."

Plokkkk...


"Sialan! Lo kira gue kunti."


Rasti mengusap keningnya yang baru terkena boneka babi menggemaskan miliknya "Sodaranya, malah."


"Sialan lo! Eh, omong-omong, lo ke reoni besok bareng si abang duren 'kan?"


Rasti menatap Salma dengan dahi yang mengerut "Ngapain gue ngajakin dia? Mas Angga aja ada di rumah."

Salma membulatkan matanya "Jadi lo ngajak bang Angga?" tanyanya yang dapat anggukan dari Rasti.


"Kok gitu.... 'kan ada yang lebih we-o-we, ngapain lo ajak bang Angga? Mba Kinar tau emang?"


Rasti menoyor Salma "WOW buat lo, nggak WOW buat gue. Gue aduin Bayu tau rasa lo! Lah emang napa ajak abang sendiri? Penting gue ada gandengan. Mba Kinar juga udah ngizinin. Mas Angga juga nggak malu-maluin. Tampang oke, style sopan, gaya berwibawa. Diajakin kondangan juga ayo-ayo aja."


"Apalah-apalah deh, lo, Ras. Nggak asik banget! Ajak duren lo napah, dianggurin mulu. Disamber orang baru nyahok lo!"


"Dih, maksa. Sori lah yaw, gue nggak mau gandeng om-om."


Janda Vs Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang