JVD - DUAPULUH

45.3K 1.6K 307
                                    

Nggak tau kenapa tangan gue gatel banget edit-edit foto. Padahal kemaren menang di vote cover yang lama. Ckckck. Yah anggep aja cuma gambaran iseng gue aja. Happy read!!

🍁

HARI ini Rasti pergi menemui Aldo. Kemarin, Aldo memintanya untuk makan siang bersama. Setelah usaha Rasti meyakinkan Dea-- yang merengek ingin ikut-- dengan menjanjikan membawakan oleh-oleh. Rasti langsung tancap gas ke tempat janjian bersama Aldo.

Sebenarnya, sebelum Rasti pergi pun dirinya sempat berdebat dengan Bayu. Bayu mengingatkan sekali lagi, pilihan Rasti harus di pikirkan matang-matang karena Bayu takut kalau suatu saat Rasti akan menyesali keputusannya. Dengan beberapa kata-kata yang meyakinkan, Rasti berhasil menangani Bayu.

Untuk hari ini pun, Daton seolah mengerti Rasti yang ingin menyelesaikan masalahnya dengan Aldo. Maka dari itu, Daton hanya diam saja melihat Rasti beradu argumen dengan kedua sahabatnya. Duda satu itu sangat tenang dan siap apapun yang akan Rasti pilih. Karena Daton pernah bilang padanya kalau dirinya tidak akan memaksa Rasti lagi setelah perdebatan di kafe waktu itu dengan Aldo.

Angga dan Kinar pun tidak mau ikut campur masalah perasaan Rasti. Menurut mereka, Rasti sudah cukup dewasa untuk memilih mana yang terbaik bagi diri Rasti sendiri.

Rasti menutup buku menu sambil melirik ke arah pintu kafe. Belum ada tanda-tanda akan kedatangan Aldo. Salahnya yang datang terlalu cepat dari janji temu mereka.

Ketika Rasti menyerahkan kembali buku menu kepada pelayan, suara bel pintu kafe menarik perhatian Rasti. Aldo tersenyum ke arah Rasti. Menghampiri Rasti dengan penuh percaya diri. Penampilannya berbeda dari pertama Rasti temui. Aldo yang saat ini berada tidak jauh dari pandangannya, sangat tampan dengan pakaian kasual.

"Udah nunggu lama?" tanya Aldo mengambil duduk di depan Rasti.

"Enggak, baru aja sampe dan baru mesen minuman."

Aldo mengangguk, mengamati Rasti yang semakin cantik dari hari terakhir mereka bertemu.

"Aku seneng banget kamu terima tawaran makan siang sama aku. Daton nggak masalah kan?" tanya Aldo hati-hati.

Rasti mengangguk sambil tersenyum "Dia tau dan paham betul. Masih ada hal yang harus kita bicarakan."

Aldo mengulum senyumnya. Sesak pada akhirnya Rasti tidak akan pernah jadi miliknya untuk yang kedua kali.

"Aku bener-bener minta maaf. Baik dulu dan sekarang. Dulu yang ninggalin kamu begitu aja dan sekarang yang dateng lagi tanpa tau malu meminta kamu kembali."

Rasti tersenyum ringkih "Baik dulu atau pun sekarang. Aku udah maafin kamu. Jadi, pada akhirnya aku cuma mau bilang. Senang bisa kenal kamu. Deket sama kamu dan diberi kesempatan jatuh cinta sama kamu." kata Rasti menaruh paper bag besar yang tadi dia bawa ke atas meja, menyerahkannya ke Aldo.

"Aku mau menghargai Daton dengan cara mengembalikan yang bukan hak aku lagi." lanjut Rasti.

Tangan Aldo kaku ketika menerima paper bag dari Rasti. Tertawa lirih ketika melihat bola basket hitam yang dulu dia berikan pada Rasti kembali lagi padanya.

Rasti sengaja menyuruh Bayu pulang ke rumahnya untuk mengambil bola milik Aldo. Rasti ingin menghargai Daton yang sudah bebesar hati menerima masa lalunya dengan Aldo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janda Vs Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang