JVD - EMPATBELAS

33.1K 1.8K 38
                                    

Selamat membaca^^

-oOo-

Selama perjalanan pulang, Rasti masih mendiami Daton. Bahkan memalingkan wajahnya ke arah jendela. Tidak berniat melihat wajah Daton. Daton menghela napasnya, melirik kaca di atasnya. Melihat Dea sudah terlelap. Wajahnya kembali memerah.

Bohong kalau dia tidak melihat apa-apa. Segitiga hitam beserta paha putih mulus sangat jelas terpampang di depan wajahnya, tadi. Daton hanya berniat mengejar Dea. Dan kebetulan melihat Dea masuk ke dalam gaun yang Daton kira di pake oleh manekin. Tapi mendengar teriakan histeris Rasti membuat Daton mendongak dan melihat aset milik Rasti. Membuat Rasti mengira kalau dia mesum. Dan membuat pikiran Daton sempat blank.

"Ras, maaf. Tadi beneran nggak sengaja. Aku cuma lagi main kejar-kejaran sama Dea. Jangan marah gitu dong." Bujuk Daton Rasti tidak menghiraukan Daton. Justru dia langsung keluar dari mobil setelah sampai di depan rumahnya. Langsung memasuki rumah dengan langkah panjang. Rasti masih malu mengingat kejadian tadi.

"Woi! Masuk rumah kasih salam bisa kali, mba." Rasti menoleh, mendapati Salma yang tengah duduk di sofa sambil memakan kuaci. "Ngapain lo di sini?" tanya Rasti "Yee, ceritanya gue udah nggak boleh maen lagi ke sini? Gitu?" Rasti berjalan mendekati Salma. Setelah duduk di samping Salma, muka Rasti langsung memerah.

"Muka lo kenapa merah gitu? Sakit?" tanya Salma khawatir yang di jawab dengan gelengan kepala Rasti. "Maaa.....!! Gue kesel!! Kesel!! Keselllll!!! Kesel kuadrat berpangkat malahan!!!" Salma dengan sigap memposisikan duduk ternyaman demi mendengar curcolan Rasti. "Kenapa emang?" tanya Salma "Aset gue di intip, Ma!! Di intip Duda mesum!! 'kan kampret!!" "Yang atas apa yang bawah?" selidik Salma dengan seringaian mesumnya

"Umm.. Itu.. Ya-yang bawah..."

"Bwhahahahahahaha.... Menang banyak tuh si Daton." tawa Salma pecah membuat Rasti nambah keki. "Tawa aja terus tawa. Gue mah apa atuh, punya temen tapi berasa nggak punya temen." sinis Rasti Salma menyeka sudut matanya yang berair menatap Rasti dengan pandangan geli. "Maaf deh Ras, maaf. Khilaf tawanya. Hehe." cengir Salma

"Mana ada khilaf setiap saat?" cibir Rasti

"Lo di sini sama Bayu?" tanya Rasti pada akhirnya. Salma mengangguk "Iya gue sama Bayu, eh iya tadi si Winda nitip rapot anak-anak. Udah di taroh sama Bayu di kamar lo."

Rasti mengangguk, celingak-celinguk menatap rumah yang sepi. "Ini pada kemana sih? Sepi amat?" tanya Rasti

"Oh, tadi laki gue ngajakin mas Angga mancing. Belom pulang sampe sekarang. Ibu sama kak Kinar ada di belakang, nyiapin peralatan. Ntar malem 'kan acara bakar-bakar ikan. Daton sama Dea kemana?"

"Ke laut!" sahut Rasti sewot langsung pergi berlalu ke kamarnya. Salma terkekeh di buatnya. Kembali asyik memakan kuaci sambil membalas chat dari Gibran, Farah dan Yuda.

-JVD-

"Lo BBMan sama siapa sih? Asyik banget." tanya Rasti yang berjalan ke arah Salma.

"Ini, Gibran, Farah sama kak Yuda." Dahi Rasti mengerut "Kak Yuda?" Salma mengangguk "Iya, kak Yuda lagi konsultasi sama gue. Gimana caranya dapetin anak. Lo 'kan pastinya tau. Tujuh tahun menikah tapi kak Yuda sama kak Ganes belum punya momongan."

Rasti memandang Salma aneh "Tapi lo nggak nyaranin yang aneh-aneh 'kan?" selidik Rasti Salma nyengir ke arah Rasti mengedipkan satu matanya genit. "Yang belom nikah nggak boleh tau, ntar sirik, terus nekad nyoba lagi, ntar wkwkwkwkwkwk."

"Kampret!!" Rasti menimpuk muka Salma dengan bantalan sofa yang langsung di tangkis oleh Salma. "Wkwkwkwk. Makannya kalau mau tau, buruan nikahnya, minimal kalau belum nikah, kawinnya di cepetin, jahahahaha." Salma tertawa lebar "Njir! Jorok amat sih lo! Kuaci lo pada mental!" seru Rasti membersihkan kuaci dari rambut juga kaosnya.

Janda Vs Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang