Bab 11 - Message from Heaven

6.8K 1.5K 102
                                    

"Katakan pada saya tuan Cyllenius, ada berapa wanita yang anda miliki di Athena? Apakah anda sudah menikah?" Mena bertanya ingin tahu, dengan gelas anggur berukir di tangan kanannya yang isinya sudah berkurang setengahnya.

"Kenapa anda ingin tahu hal itu putri?" Cyllenius menanggapi dengan senyum, dia menenggak minumannya.

"Entahlah, saya hanya tidak pernah bergaul dengan pria seperti anda. Lelaki yang ada di sekitar saya, mereka hanya memedulikan diri mereka sendiri," Mena berkomentar. Dia mungkin sedikit mabuk petang ini, karena itu lidahnya lebih luwes ketimbang biasanya.

Cyllenius mengundang Mena ke kapalnya dan mereka menghabiskan banyak waktu mereka untuk mengobrol dan membahas banyak hal. Mena ingin tahu banyak tentang Yunani, Cyllenius sebaliknya. Dia tidak berusaha mengorek informasi seakan-akan dia tidak membutuhkannya. Atau dia sudah punya cukup informasi tentang Mesir.

"Apakah itu termasuk tunangan anda?" Cyllenius balik bertanya.

"Tidak tahu, aku bimbang bagaimana harus menjelaskannya. Menurutku dia terlalu hangat, angkuh dan selalu berusaha membuatku sepenuhnya fokus terhadap dirinya jika kami bertemu," ujar Mena.

"Apakah itu sesuatu yang perlu dikeluhkan?"

"Aku tidak tahu, semua temanku bilang kalau aku beruntung, mungkin aku harus bersyukur. hanya saja menghabiskan waktu bersama anda adalah hal yang menyenangkan buatku. Makanya aku menduga, anda mungkin punya banyak wanita di Athena," tebak Mena.

"Tentu saja tidak, saya kan bukan Zeus, ah, maksud saya, saya terlalu sibuk mengurus kota Athena dan tidak sempat mencari kekasih," Cyllenius mengaku.

"Mustahil," Mena tertawa.

"Itu benar putri Mena, anda mungkin wanita pertama yang saya ajak makan bersama di kapal saya sejak setengah tahun terakhir. Sayangnya semua pertemuan kita dikarenakan relasi antar negara belaka," Cyllenius berkomentar.

"Anda pandai menghibur tuan Cyllenius, apakah itu kalimat yang biasa anda katakan ketika berusaha mendapatkan hati seorang gadis? Berpura-pura lajang dan sebagainya?" Mena menebak.

"Apakah saya terlihat sebagai laki-laki seperti itu?"

"Sejujurnya, iya," Mena tertawa anggun kemudian menenggak tetes terakhir anggurnya.

"Baiklah, ini belum cukup malam untuk mabuk, saya juga masih harus membahas beberapa hal serius dengan Anda Putri Amen-ra, minumlah ini agar mabuk anda berkurang," Cyllenius menyodorkan secangkir minuman hangat ke hadapan gadis itu. Mena walau mabuk, karena terbiasa, dia mengamati sejenak gelas itu untuk memastikannya aman kemudian baru meminumnya.

Mena yang sedari tadi menunjukkan mata sayu dan tidak fokus karena mabuk, seketika merasa segar.

"Ah, apa saya tadi mungkin mengatakan hal-hal yang tidak sopan pada anda?" Tanya Mena dengan wajah memerah setelah mengingat percakapan mereka berdua.

"Orang mabuk memang bisa hilang kendali. Tapi percayalah anda adalah gadis mabuk paling rasional yang pernah saya temui. Apakah ini karena anda dilatih untuk selalu berwaspada?" Cyllenius berkomentar.

"Lupakan apa pun itu yang tadi aku bahas, aku masih ingin tahu banyak soal Yunani. Anda tahu kalau ibu saya berdarah Yunani, tapi saya tidak tahu apa-apa tentang mereka,"

"Baiklah, apalagi tentang peradaban Yunani yang belum saya ceritakan pada anda?"

"Apakah anda mungkin punya literatur atau papyrus yang bertuliskan tentang kehidupan di Yunani?"

"Ada, tapi apakah anda bisa membaca tulisan Yunani?"

"Tidak, saya hanya bisa membaca Hieroglif tanpa bisa menuliskannya," Mena menggeleng.

The Queen Of EgyptTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang