Mitha membayangkan jodohnya adalah seorang CEO muda nan tampan. Semua kriteria pria yang akan menjadi jodohnya itu dia tuliskam dalam buku hariannya dan menggambarnya juga dengan sedetail mungkin. Mitha percaya, bahwa pria itu benar-nlbenar nyata, bukan hanya sekadar khayalannya belaka. Butuh waktu untuk mereka saling bertemu dan Mitha akan sabar menunggu. Seumur hidupnya dihabiskannya dengan hidup melajang. Tidak pernah pacaran sekalipun. Hingga di usianya yang menginjak 30, Mitha dijodohkan oleh orang tuanya karena dianggap tidak mampu mencari pasangan hidup. Namun Mitha masih percaya bahwa pria CEO itu benar-benar ada. Tapi, dia juga tidak bisa menolak permintaan ayahnya untuk segera menikah dengan pria dari anak salah satu teman Ayah.