She's his past. She's his dream. She's his rainbow. She's his love. She's his pain. ---- Di akhir SMA, Dikta meninggalkan Corin untuk pergi ke Perancis, tanpa sebuah salam perpisahan. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat yang menjadi salam terakhirnya untuk Corin. Beberapa tahun pun berlalu dan kini mereka bertemu kembali pada satu masa dimana mereka tidak lagi hidup sebagai individu dengan status yang sama. Mereka memiliki kehidupan masing-masing, dan status sosial yang berbeda di masyarakat. Walaupun selamanya adalah waktu yang tak terhingga, tapi untuk Dikta, hanya Corin yang bisa membuat hidupnya berwarna seperti warna-warni pada lukisannya. Meski pada saat yang sama, Corin jugalah yang menjadi kepedihan di dalam hidupnya. Corin hanyalah sebuah angan yang takkan pernah terwujud bagi seorang seniman terkenal seperti Dikta. Meskipun Dikta memiliki seluruh isi dunia, dan mampu melakukan apapun dengan privilege yang dia punya, dia takkan bisa memiliki dua hal: Pertama, kebebasan. Kedua, Samantha Corinthia.
18 parts