"Guys, we are not saints," kini giliran Sawamura yang berbicara sambil bersandar santai pada tebing. "No matter whose blood it is," lanjutnya sambil sedikit mengangkan tangan kanannya dan memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti Wijaya. "our hands are still stained with blood." Vrka, regu Stielkruger khusus yang dibentuk oleh persatuan negara-negara asia, LuNA, menjejakkan kaki mereka di tanah Siberia untuk menyelidiki hilangnya kontak dengan daerah selatan siberia. Kenyataan terungkap di kala mereka menghadapi serangan-serangan mengejutkan saat menjalankan misi. Dan senapan mereka kini harus ditodongkan pada mereka yang sepatutnya dilindungi oleh idealisme LuNA. Wijaya, penembak runduk dari regu Vrka, mulai meragukan arti dari noda merah yang mengotori tangannya setiap kali jemarinya menarik pelatuk. Dia pun kini terjebak untuk menumpahkan darah orang-orang yang seharusnya mereka lindungi untuk menjaga persatuan LuNA dan melindungi rekan-rekannya. Wijaya mempertanyakan, ke manakah seharusnya senapannya membidik
15 parts