Bunda hanya tersenyum melihat tingkah kami. Senyum indah itu kembali menghias wajah cantiknya. Senyum yang meneduhkan dan menyejukkan hati. Senyum yang penuh kasih dan sayang untukku dan Kak Farhan. Oh Bunda, engkaulah pelita hati kami, engkaulah muara kasih kami. "Maafkan Ais, Bun" kataku dalam hati.