Aku tidak tahu apa yang kupikirkan ketika menyetujui tawaran ayahku untuk pindah tinggal bersamanya. Mungkin karena muak dengan ibuku yang pecandu narkoba? Mungkin karena selalu ketakutan setiap kali dealer narkoba itu datang menagih ke rumah? Atau mungkin aku delusional, mengira tinggal bersama ayahku yang pemabuk akan memberi kesempatan agar masa depanku jadi sedikit lebih baik? Setidaknya, tidak akan ada penjual narkoba yang menagih ke rumah kan? Yang aku tahu, ketika mendapati bahwa ternyata ayahku tinggal di lahan milik bosnya yang memiliki 4 orang anak laki-laki, hidupku akan jauh lebih kacau.