PROLOG Aku bukan perempuan yang dilahirkan dengan cara berpikir seperti seorang yang cerdas. Juga bukan orang yang cekatan ataupun mampu berlari dengan cepat dan menangkap bola baseball yang melesat kencang diatas lapangan. Aku bahkan pernah dikeluarkan dari kelas paduan suara... Kau tahu pasti, Yoon Saem punya telinga yang peka dan semua tahu, betapa tidak mengenakkannya mendengar suara yang 'menggangu' dengan kelebihan mendengarkan yang baik. Satu-satunya yang kumiliki sejak hari aku dilahirkan hingga sekarang... Hanya setitik potensi terbaik yang bahkan butuh waktu yang lama dan usaha yang tidak sebentar untuk mengasahnya. Oh iya, apa kau setuju jika kukatakan bahwa kesabaran itu sebuah potensi dalam diri? Aku berpikir, kau mungkin akan mengomentari dengan pedas seperti caramu dan memberiku kumpulan catatan ilmiah agar aku paham, bahwa penting untuk mengutarakan sesuatu dengan berlandaskan penemuan ilmiah dan bukannya sekadar kata yang serupa bunyi tong kosong. Tapi, kau tidak dapat lagi mendebat pemikiranku... Tidak di waktu sekarang. Oh iya, kau tahu kan.., Jika Jongin dan Soojung adalah dua manusia yang tepat untuk menggambarkan perbedaan langit dan bumi? Mudah-mudahan kau mengingatnya, karena dua orang itu rupanya justru saling menyukai karena perbedaan dalam diri masing-masing. Seperti kau dan aku... Sejak kita dilahirkan... Sampai dengan saat itu... Dimana kau memanggilku "Si Adagio... Yang..." Jemari itu berhenti menekan tombol keyboard pada notebooknya, dan memandang kearah jendela. Ah..,rupanya sebentar lagi musim dingin. Berarti si pe'cinta' adagio itu mungkin sudah berada disana hampir setahun? Yoona sibuk menghitung dalam kepalanya.