"Mau mahar berapa?" Dia tersenyum menampilkan gigi gingsul yang membuat wajah gadis itu semakin manis. Dia menurunkan es oyen yang sedari tadi ia nikmati di tengah terik yang benar-benar menyengat. Mata dengan warna coklat itu menatap cukup lama seorang laki-laki yang baru saja berbicara. Lelaki yang ia nantikan akhirnya sampai di titik mengucapkan pertanyaan itu. "Yang tidak memberatkan kamu dan tidak merendahkan aku," jawab Jingga Sabitha dengan tenang. "Minta yang menurut kamu cukup, Jingga," balik jawab lelaki bernama Sangga Pamungkas. Jingga tersenyum kembali, rasanya kata-kata itu begitu geli ia dengar pasalnya selama dua belas tahun berpacaran Sangga bukanlah masuk dalam kriteria laki-laki romantis. Dia tegas dan sedikit kaku. "Seratus milyar." Mendengar ucapan Jingga yang asal bicara Sangga langsung tersedak es oyen yang ia pesan pada Mamang di sebelah mereka. "Gila kamu?" Jingga semakin tertawa. "Habisnya kamu pakek nanya. Pokok aku menerima apapun yang kamu putuskan." Sangga menaikkan satu alisnya. "Semua?"
22 parts