DEVANARA

By AliffiyaDza

13K 2.9K 455

[KREATIF DONG, JANGAN BISANYA PLAGIAT DOANG] [SLOW UPDATE] Note : cerita awal berjudul aldevano, sekarang gan... More

PROLOG
1.DANAU DAN AWAL
2.KOTAK DAN KENYA
3.MANSION ALDEV
4.CLUB MALAM
5.TRAGEDI CLUB
6.MENJAUH DARI NARA
7.JADI SIAPA YANG SALAH?
8.BERULAH
9.PERINGATAN KECIL
10.TENTANG MIMPI
11.APAKAH BENAR PAPA?
12.MEMBUKA LUKA LAMA
13.BOCAH NYEBELIN
15.CERITA TENTANG ELSYA
16.KELUARGA CEMARA
17.RINDU
18.DERETAN SENDU
19.IBLIS KECIL
20.BIANGLALA
21.HILANG
22.MAAF
23.KETEMU
24.KEMBALI SADAR
25.NARA DAN BOCIL KEMATIAN
26.MANJANYA ANARA
27. DAY WITH DEVAN
28. DATE?
29. CERITA PANTAI

14.PERSOALAN GAVIN

248 87 11
By AliffiyaDza

Halo semuanyaa....

Mari kita awali cerita ini dengan bismillah....

Jangan lupa berikan emoticon 💜 di sini untuk menambah semangat Author saat menulis cerita....

Yaudah deh langsung aja ya....

•••

"Anak lo juga anak gue, Gav."

-Aldevano Felixo-

•••

Seorang gadis melenguh saat merasa tidurnya terusik. Sinar matahari yang berusaha menerobos masuk ke dalam kamar melalui sela-sela gorden, membuat tidur gadis itu semakin terusik.

"Woyy kebo bangun," teriakan seseorang dari pintu sama sekali tidak membuat gadis itu mau membuka matanya.

Dia menangkap sosok lelaki remaja sedang berdiri di pintu kamarnya sambil membawa panci dan centong kayu.

Dia berjalan masuk ke kamar. Saat sudah sampai di dekat kasur, dia langsung melompat ke atas kasur dan mulai melancarkan aksinya yaitu memukul panci dengan centong kayu itu.

"SAHURRRR!"

"SAHURRRR!"

"DEK AYO SAHUR DEK UDAH MAU ISYA."

"SAHURRRR, SAHURRRR!"

"AYO MAKAN SAHUR DENGAN SAYUR KOLLL."

"AYO MAKAN DAGING BABI DENGAN SAYUR KOL."

Gadis itu menutupi seluruh wajahnya dengan bantal. Dia sangat pusing di buat orang itu.

"Daren, sudah jangan menjahili adiknya terus." Suara lembut di pintu membuat lelaki bernama Daren itu cengengesan.

Daren turun dari atas kasur. Dia meletakkan panci dan centong kayu itu di atas nakas.

"Kebo bun dia, masa udah siang gini belum bangun bun," ujar Daren.

Wanita itu mendekati kasur putrinya. "Sayangnya bunda bangun sayang, sudah siang."

Gadis itu memunculkan wajahnya dari balik bantal. Wajahnya tampak seperti tidak baik-baik saja.

"Panas bun," jelasnya.

Daren serta wanita itu mengerutkan dahi mereka heran. Panas? Bukankah AC menyala 24 jam, apa AC-nya rusak? Wanita itu menyentuh kening putrinya memastikan.

Panas.

Ternyata gadis itu demam.

"Sayang kamu demam, ayo kita ke rumah sakit," ujar wanita itu panik.

"Daren ayo panaskan mobil kita ke rumah sakit sekarang," ujarnya lagi.

Daren ikut panik saat bundanya itu panik. "I-iya bun, bentar."

Saat hendak melangkah pergi. Suara lembut dari mulut gadis itu berhasil membuatnya tidak jadi pergi.

"Nara gak mau ke rumah sakit. Nara hanya perlu istirahat, bunda temani Nara di sini ya," ujar gadis itu memohon pada bundanya.

Wanita itu tersenyum lalu mengangguk.

"Kalau begitu sebentar bunda ambilkan makan dan kompresan dulu ya, sayang."

Lagi-lagi gadis itu menahan tangan bundanya. Dia menggeleng. "Nara hanya perlu bunda."

Dia memeluk lengan bundanya erat seolah tidak ingin bundanya pergi jauh darinya.

Wanita itu terkekeh saat melihat sikap manja putrinya. Entah kenapa, saat pertama melihat gadis ini, hatinya merasa sangat bahagia.

Seperti kekosongan yang ada di hidupnya sudah kembali terisi dengan kehadiran gadis itu di dalam hidupnya.

"Ya sudah iya. Daren, ambilkan kompresan dan tolong belikan bubur ya untuk adikmu ini," ujar wanita itu pada anak laki-lakinya.

Daren mengangguk patuh. Dia berjalan ke arah adiknya dan mengelus kepala adiknya lembut.

"Gue beli bubur dulu ya, cepet sembuh lo."

Daren tidak pernah benci pada adik tirinya itu. Entah kenapa saat ayahnya mengenalkan gadis itu padanya dan bundanya, ia sama sekali tidak marah.

Ia tahu gadis itu adalah anak hasil selingkuhan dari ayahnya, tapi itu bukan kesalahan gadis itu. Jika bisa memilih, Daren yakin 100% bahwa gadis itu tidak mau di lahirkan seperti itu.

Melihat bundanya yang bisa menerima gadis itu dengan lapang dada saja, sudah membuat hati Daren senang.

Sekarang wanita berharga di dalam hidupnya bertambah satu orang. Bundanya, dan adik tirinya saat ini.

Daren sungguh menyayangi mereka berdua!

•••

"Papa!" pekik seorang gadis kecil dari tangga.

Dia berlari dan memeluk seorang lelaki yang dia panggi papa itu dengan erat. Lelaki itu tersenyum. Dia membalas pelukan putri kecilnya itu.

"Els kesayangan papa sudah bangun rupanya." Lelaki itu menggendong tubuh mungil putrinya.

Gadis itu tertawa lebar. Memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih.

"Papa dari mana saja? Els kangen dengan papa," rengeknya.

Lelaki itu tersenyum kecil. Dia duduk di sofa dengan posisi masih menggendong tubuh putrinya itu.

"Papa kan kerja Els, kalo papa tidak berkerja siapa yang akan belikan Els mainan."

Lelaki itu mencoba memberikan pengertian kepada putrinya. Gadis itu mengangguk. Namun di detik berikutnya dia menunduk dan menangis.

"Els, sayang kenapa menangis?" Lelaki itu memeluk tubuh putrinya yang begitu rapuh. Seakan jika dia terlalu kuat memeluknya, tubuh putrinya yang rapuh itu akan patah.

"P-papa, tidak sayang Els ya?"

Lelaki itu mengerutkan dahinya saat mendengar penuturan dari putrinya itu. Dia mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Papa sayang sama Els, sayang sekali dengan Els."

"Kenapa Els bisa berpikir bahwa papa tidak sayang dengan Els?" tanya lelaki itu.

Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap mata sang ayah.

"Tante Erna bilang papa tidak sayang dengan Els, makanya papa menitipkan Els di sana." Gadis itu menatap wajah papanya dengan sesegukan.

"Papa benci dengan Els ya? Papa membuang Els? Apa karena Els nakal, makanya papa tidak suka dengan Els? Els janji tidak akan nakal lagi Pa, Els mohon papa jangan tinggalkan Els lagi."

Gadia itu memeluk erat tubuh Papanya. Tangis gadis itu semakin menjadi kala lelaki itu mengelus punggungnya.

Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat.

"Berani sekali wanita itu berbicara yang tidak-tidak," gumamnya marah, sangat marah.

"Els, dengarkan ya! Papa sayang dengan Els, sangat sayang. Els itu anak papa satu-satunya! Els tidak usah mendengarkan omong kosong tante Erna ya sayang."

Lelaki itu mengelus kepala putrinya lagi.

"Iya Pa," ujar Gadis itu berbarengan dengan anggukan di kepala.

"Anak pintar. Sekarang Els ke kamar dulu ya, papa ingin berkerja," ujar lelaki itu.

Gadis itu mengangguk mantap. "Papa semangat kerjanya, biar bisa beli mainan yang banyak untuk Els," ujarnya sambil tertawa.

Hati lelaki itu menghangat kala melihat senyuman yang lebar di wajah putri kecilnya itu. Dia mencium gemas pipi putrinya yang gembul.

"Ya sudah, ayo sana masuk ke dalam kamar," ujarnya lagi.

Gadis itu kembali mengangguk. Dia mencium pipi lelaki itu sesaat sebelum dia pergi ke kamarnya.

"Semangat papa!" ujar gadis itu sebelum dia beranjak pergi.

Lelaki itu tersenyum saat melihat ke lakuan putri semata wayangnya itu. Sungguh sangat menggemaskan!

Lelaki itu terkejut saat mendapat tepukan di pundak kanannya.

Ah, ternyata sahabatnya!

"Kenapa lo senyum-senyum gak jelas gitu, Vin?" ujar sahabatnya terheran.

"Anak gue gemesin banget ya," celetuknya yang masih mengagumi tingkah menggemaskan anaknya.

Aldev memutar bola matanya malas.

"Iya gue akui anak lo memang menggemaskan. Tapi bukan cuman itu aja, dia juga super duper menjengkelkan asal lo tau."

Aldev menjatuhkan tubuhnya di sofa yang empuk. Dia menghidupkan televisi dan mencari siaran dakwah-dakwah yang bisa membuat mata hati Gavin terbuka lebar.

"Em, gue butuh bantuan lo Dev," ujar Gavin dengan wajah yang serius.

Aldev duduk dengan posisi yang tegak. "Butuh apa?"

"Kalo lo butuh ibu untuk anak lo, mohon maaf gue laki jadi gue gak bisa jadi ibu buat anak lo itu."

Aldev bergidik ngeri hanya dengan membayangkannya saja.

Menjadi ibu?

Dia?

Hah sungguh gila!

Gavin melempar bantal ke arah Aldev yang sepertinya sudah mulai gila.

"Gue gak segila lo buat ngelakuin hal gak beradab seperti itu!"

Gavin kembali memfokuskan dirinya pada laptop. Dia melakukan pekerjaan sebagai asisten pribadi dari Aldev.

Sebenarnya perkerjaan utamanya adalah menjadi asisten Aldevano-sahabatnya.

Tetapi karena banyak waktu luang, akhirnya Gavin juga mengerjakan pekerjaan part time di salah satu restoran ternama di kota mereka.

"Lagian nih ya Vin, gue masih gak nyangka lo yang muda ini udah punya anak aja. Mana gue juga gak tau lo punya anak."

Aldev menggelengkan kepalanya.

"Kan tadi udah gue ceritain detailnya gimana Dev," ujar Gavin dengan malas.

Aldev mengangguk mengiyakan.

"Iya sih, tapi gue masih heran aja. Kenapa lo sampe mau gitu ngurus anak, padahal usia lo sendiri masih terlalu muda untuk jadi seorang ayah."

"Dan juga, memang lo udah siap sama semua konsekuensi yang ada nantinya? Lo bakal di anggep duda loh Vin, bakal susah dapet gandengan," jelas Aldev panjang lebar.

Gavin tersenyum. "Saat pertama gue liat Elsya, di saat itu juga gue udah siap untuk menerima semua konsekuensi yang ada, Dev."

"Gue gak pernah nyesel dengan kehadiran Els di hidup gue. Gue juga sempet nyesel saat nitipin Els sama cewek jalang itu."

Gavin geram saat mendengarkan ucapan Els tadi. Bisa-bisanya wanita itu mengatakan yang tidak-tidak pada putri kecilnya.

"Kenapa?" tanya Aldev yang tak paham dengan apapun.

"Wanita sialan itu ngebuat anak gue mikir yang aneh-aneh," ujar Gavin geram.

"Aneh-aneh gimana?" tanya Aldev semakin heran.

Gavin menceritakan perkatakan Els tadi padanya dan Aldev kemudian mengangguk paham.

"Jadi?"

"Gue perlu bantuan lo," ujar Gavin dengan cepat.

Aldev tersenyum lalu mengangguk mantap.

"Mau diapain ya?" Aldev memikirkan hal yang cocok untuk dia lakukan.

"Gue yakin lo tau harus apa Dev," ucap Gavin dengan senyum devil yang menghiasi wajah tampannya itu.

Aldev tertawa.

"Kapan?" Aldev kembali bertanya.

"Nanti malem, nunggu anak gue udah tidur baru kita samperin jalang itu," jawab Gavin dengan cepat dan Aldev mengangguk paham.

"YES PARTYYY!!!" Aldev berteriak cukup kencang hingga membuat Gavin berdecak sebal.

"Nanti anak gue kaget denger teriakan lo!" Gavin kembali melemparkan bantal ke arah Aldev yang sedang tertawa puas.

Satu hal yang tidak kalian ketahui tentang dua sahabat ini, mereka itu sama-sama gila!

•••

Haloo semuanyaa selamat siangg....

Apa kabar kalian hari ini? Sehat? Alhamdulillah kalau iya....

Maaf ya baru sempet update hehe... Saya gak janji ya untuk update tiap hari, tapi insyaallah saya akan selalu usahakan yang terbaik kok.

Intinya pesan saya, jangan pernah bosan untuk menunggu ya! Karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil eaaa....

Apaan deh gak maksud emang Author yang satu ini haha... /Tertampar kenyataan.

Ya udah deh sekian cuap-cuap dari Author yang cantik ini, aamiin....

See you di next chapter^^

Sekian dan selamat siang....

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 390K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
515K 19.4K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
221K 20.9K 27
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
760K 10.5K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+