MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on...

By kepojanganberlebihan

4.3M 359K 103K

Rank #1 Comeback/450 stories #2 Nakal/1.52k stories Cerita ini melanjutkan kisah RaniAldo. Rania Pratista Kai... More

MHIME 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ini part dipost ulang✨
39
40
41
42
BACA CERITANYA!
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
cekkkk!
57
58
Vote Cover MHIME 1!
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

16

43K 3.8K 196
By kepojanganberlebihan

Sabtu.
      Hari ini hari pembagian rapor, hari penentuan naik atau tidaknya Rania ke kelas berikutnya.

Rania mulai memperbaiki hari-harinya, ia mulai terbiasa, dan kini ia tak sering berbaring diatas kasur sembari melamun dan menangis lagi.

Rania memulai kembali harinya.

Sedangkan Aldo, selama berhari-hari ia sibuk dengan kegiatan Osis. Menyiapkan apa yang perlu disiapkan untuk menyambut orang tua para murid saat pengambilan rapor.

Rania, Randi, dan Mawar duduk diruang TV sembari bercanda tawa, menunggu mama pulang.

Selang beberapa menit, mama datang sembari memegang rapor Rania.

Rania, Randi, dan Mawar menoleh ke arah mama.

Mama kemudian meletakkan rapor Rania di atas meja.

"Gimana, ma?" tanya Randi sembari berencana meledek sang adik.

Mama menghela nafasnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Huft.. udah, mama gak sanggup ngapalin dosa-dosa Rania di sekolah." ucapnya dan berlalu meninggalkan Rania, Randi, dan Mawar menuju dapur.

Randi tertawa pecah mendengar ucapan sang mama, sedangkan Mawar menggelengkan kepalanya sembari cengengesan.

"HAHAHAHAHAHAH"

Rania mencebikkan bibirnya, "perasaan dosa gue gak banyak."

Randi menoyor jidat Rania sembari tertawa, membuat Rania menatapnya dengan tajam.

"Guru kamu ternyata baik ya, Ran." ucap mama dari dapur.

Rania melirik ke arah mama dengan heran, "baik dari Hongkong."

"Iya, buktinya kamu bisa naik kelas." ucap mama sembari tersenyum.

Randi kembali tertawa pecah. "Nah.. hahahah, bener, ma!" ucapnya terbahak-bahak.

Mawar ikut tertawa ringan. "Yang, ih.. Ga boleh gitu tau," ucapnya menegur Randi.

"Tau, gaada akhlak lu. Lagian Rania gak bego-bego amat, kok!" protes Rania dengan kesal.

Randi mulai meredakan tawanya. "Halah.." ucapnya meremehkan, "juara umum siapa, ma?"

"Juara umum masih bertahan di Aldo," ucap mama.

Rania meneguk salivanya saat mendengar nama tersebut, jantungnya terasa berdetak dengan cepat.

Randi dan Mawar menghentikan tawanya, seketika keadaan hening.

Mama tersadar dengan ucapannya. "E.. Rania mau makan apa?" ucapnya berusaha mencairkan suasana.

Rania menggelengkan kepalanya. "Nanti aja, Rania udah kenyang kok."

Randi dan Mawar saling melirik, bingung harus bagaimana.

"Rania, kita keluar yuk.." ajak Mawar sembari tersenyum.

Rania menggelengkan kepalanya. "E.. Rania gak ikut, Rania di rumah aja." ucapnya dan segera beranjak dari duduknya.

"Eit.. gue traktir," ucap Randi dengan cepat.

Rania menggelengkan kepalanya, "gak usah."

"Semua kemauan lo gue turutin deh," ucap Randi sembari menaik-turunkan alisnya.

Rania kembali menggelengkan kepalanya. "Next time aja," ucapnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar.

Randi segera mengejar Rania, ia kemudian menahan kerah baju Rania dari belakang.

"Eh.. gak bisa," ucap Randi sembari tersenyum.

Rania menatap Randi dengan tajam, "ish, apaan, sih!" ucapnya dengan kesal.

Randi segera menarik Rania. "Pokoknya hari ini gue traktir lo makan, oke? Gue gak nerima penolakan," ucapnya dan melangkahkan kakinya menuju pintu utama.

Rania memukul-mukul lengan Randi. "Ih, gak mau!" ucapnya dengan kesal.

"Ma, kita keluar dulu. Yang, ayok." ucap Randi kepada Mama dan Mawar

"Iya," ucap mama.

Sedangkan Mawar menganggukan kepalanya. "Tante, kita pergi dulu " ucapnya pada mama.

Mama menganggukan kepalanya. "Iya, hati-hati."

Mawar menganggukan kepalanya sembari tersenyum dengan sopan.

"Bang Randi, ish!" ucap Rania dengan kesal.

Randi segera merangkul Rania, "sekali-sekali nurut kek sama gue."

Rania memutar kedua bola matanya dengan malas.

MALL
      Setelah makan, bermain, berkeliling mall, dan berdebat, akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film komedi.

"Rania gapapa, kan?" tanya Mawar, mengetahui bahwa Rania takut dengan gelap.

Rania menggelengkan kepalanya. "Gapapa, lagian ada kalian berdua kok."

"Siap, bosku!" ucap Randi sembari merangkul Rania dan Mawar.

Mereka tertawa ringan, kemudian melangkahkan kakinya memasuki studio bioskop.

-

Rania duduk dipojok kanan, sedangkan Mawar dan Randi disamping kirinya.

Lampu bioskop mulai redup, Mawar dan Randi segera menoleh ke arah Rania.

Rania menaikkan sebelah alisnya. "Gapapa, aman kok."

Randi dan Mawar kemudian tersenyum dan kembali menatap layar lebar dihadapannya.

Rania meneguk salivanya.

*Flashback..

Lampu mati.

Aldo langsung menutup mulut Rania yang hampir berteriak, ia kemudian merangkul Rania dan menariknya dari samping.

"Hff.." gumam Rania mulai ketakutan.

Rania bersembunyi didalam dekapan Aldo.

"Makanya gak usah so-so an, bego." bisik Aldo.

*

Rania memejamkan matanya, menahan sesak didadanya.

"Rania?" bisik Mawar dengan khawatir.

Rania membuka matanya, ia menoleh ke arah Mawar.

"Hm?" gumam Rania.

"Rania gapapa, kan?" tanya Mawar.

Rania menggelengkan kepalanya. "E.. enggak, gapapa."

Mawar tersenyum, "kalo takut ntar bilang ya."

Rania menganggukan kepalanya.

Mawar kembali menatap layar lebar dihadapannya.

Rania menghela nafasnya, Ran.. lupain.

30 menit berlalu..

Rania menikmati filmnya, sesekali ia tertawa.

Randi menoleh ke arah Mawar. "Yang, minta minum."

"Loh, minuman kamu?" tanya Mawar.

"Udah abis," balas Randi.

Mawar segera memberikan minumannya kepada Randi.

Rania melirik ke arah Mawar dan Randi, ia kembali menghela nafasnya.

*Flashback..

Aldo melirik ke arah minuman Rania, ia kemudian merampas minuman tersebut dari tangan Rania.

Rania membelalakkan kedua bola matanya, ia kembali merampas minumannya.

"Enak aja lu nyolong sembarangan," bisik Rania dengan kesal.

"Seret woi," bisik Aldo.

"Punya lu mana, bego?" bisik Rania.

"Udah abis, Rania. Kalo masih ada juga gue gak bakalan minta punya lu," bisik Aldo.

"Minta apa nyolong," ketus Rania.

Aldo menghela nafasnya, ia kembali menatap layar lebar dihadapannya.

"Ya udah, mau gak?" bisik Rania menawarkan.

Aldo tak menggubris ucapan Rania.

"Ya ilah, so-so an ngambek. Najis," bisik Rania.

Aldo tak menghiraukan Rania.

Rania menaikkan kedua alisnya. "Gue abisin nih," bisiknya.

Aldo hanya melirik ke arah Rania tanpa berbicara apapun.

Rania mengangkat kedua bahunya dengan acuh, kemudian ia meminum minumannya.

Aldo mengerutkan dahinya, ia langsung menangkup dan menolehkan wajah Rania ke arahnya.

Rania mengerutkan dahinya.

"Gue aus," bisik Aldo. Ia langsung mencium bibir Rania dan menekan kedua pipi Rania, membuat minuman yang ada didalam mulut Rania masuk ke dalam mulutnya.

*

Rania kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya, air matanya kembali mengalir.

Rania menundukan kepalanya, ia mulai terisak.

Rania menahan agar isakannya tak keluar dari mulutnya, dadanya benar-benar sesak.

Gue kangen lo, Aldo.

Mawar dan Randi kembali menoleh ke arah Rania, "Rania?"

Tubuh Rania bergetar, membuat Randi dan Mawar merasa bingung.

Mawar langsung memegang bahu Rania. "Rania, kamu kenapa?" ucapnya dengan panik.

Rania menggelengkan kepalanya, isakannya mulai tak bisa ia tahan.

"Hiks.."

"Loh, Rania?" ucap Randi dan Mawar dengan terkejut.

Mawar segera memeluk Rania, ia mengusap-usap punggungnya.

Rania menangis dipelukan Mawar dengan sejadi-jadinya.

"Hiks.. Rania, hiks.. kangen," ucap Rania dengan suara serak.

Mawar masih mengusap-usap punggung Rania. "Iya, tenang, ya. Aldo pasti kangen juga sama Rania," ucapnya menenangkan Rania.

Randi hanya menatap Rania dengan iba, untuk ke sekian kalinya sang adik menangis.

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 388K 37
[DIMOHON BUAT READER'S SEBELUM BACA CERITA INI UNTUK TAHU KALAU INI MENCERITAKAN TENTANG TRANSMIGRASI YANG CUKUP KLISE. JADI JIKA ADA KALIMAT YANG SA...
808K 96.2K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.8M 230K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...