MY HUSBAND IS MY ENEMY 2 [ on...

De kepojanganberlebihan

4.3M 359K 103K

Rank #1 Comeback/450 stories #2 Nakal/1.52k stories Cerita ini melanjutkan kisah RaniAldo. Rania Pratista Kai... Mai multe

MHIME 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ini part dipost ulang✨
39
40
41
42
BACA CERITANYA!
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
cekkkk!
57
58
Vote Cover MHIME 1!
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

10

52K 3.9K 146
De kepojanganberlebihan

Hai, guys!
Apa kabaaar?

Jangan lupa vote & comment!

Selamat membacaaa!


Semua siswa/i berbaris memasuki bus dan mencari tempat duduk.

Rania duduk dikursi bagian tengah bus, didekat jendela.

Bintang duduk disebelah Rania.

Aldo duduk dengan Nabila, dibelakang kursi Rania dan Bintang. Aldo duduk tepat dibelakang Rania.

"Ntar lo tendanya sama siapa?" tanya Bintang sembari menoleh ke arah Rania.

Rania menoleh ke arah Bintang. "Hm? Sama sepupu gue," ucapnya.

"Oh," gumam Bintang sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

Rania hanya tersenyum simpul, "lo sama siapa?"

"Gue sama temen gue," ucap Bintang.

"Yang mana?" tanya Rania, ia kemudian menatap sekeliling.

"Beda bus," ucap Bintang sembari menahan tawa.

"Oh," gumam Rania kembali menatap lurus ke depan.

Aldo hanya menghela nafasnya sembari memutar kedua bola matanya.

"Do, lo kenapa?" tanya Nabila setelah mendengar helaan nafas dari Aldo.

Aldo hanya menggelengkan kepalanya.

Rania mengerutkan dahinya, Aldo?

Rania menoleh ke arah belakang, tepat ke arah Aldo.

Rania mengerutkan dahinya.

"Lo serius ga kenapa-napa?" tanya Nabila memastikan.

Aldo menatap Rania dengan tajam. "Gapapa, gerah aja disini."

Rania kembali menatap lurus ke depan, duduk bareng cewek baru ternyata.

Rania kemudian menghela nafasnya dengan kasar, membuat Bintang menoleh ke arahnya dengan bingung.

"Lo kenapa, Ran?" tanya Bintang.

Rania menggelengkan kepalanya. "Cowok emang cepet nyari pengganti, ya?" ucapnya sedikit keras, membuat Aldo mendengarnya.

Bintang mengerutkan dahinya, "maksud lo?"

"Enggak, lo mana tau. Lo kan cowok baik-baik," ucap Rania.

Aldo menatap Rania dari belakang dengan tajam. "Cewek emang gak pernah salah, ya?" ucapnya membalas Rania.

Rania membelalakkan kedua bola matanya sembari menahan mulutnya untuk tidak memaki Aldo.

Nabila menoleh ke arah Aldo. "Hah? Lo nanya gue?"

Aldo menggelengkan kepalanya. "Enggak, lo juga gak bakal paham kalo gue tanya. Lo kan gak mungkin seegois itu," balasnya.

Rania menoleh ke arah Aldo, "lo ngatain gue?"

Semua orang yang berada didalam bus menatap ke arah Aldo dan Rania dengan heran, termasuk Bintang dan Nabila.

Aldo tak menggubris.

"Ngomong, lo punya mulut kan?" ucap Rania dengan kesal.

"Lo nguping omongan gue?" tanya Aldo, ia kemudian menaikkan sebelah alisnya.

Rania memelototi Aldo. "Nguping? Najis. Lo ngomong aja kedengeran satu bus, trus lo bilang gue nguping?"

"Bilang aja kalo lo emang nguping," balas Aldo.

Rania menatap Aldo dengan tajam. "Ga ada gunanya ya gue nguping omongan lo yang gaada faedahnya itu!"

"Nah.. trus ngapain lo kesinggung sama omongan ga ada faedahnya dari gue?" tanya Aldo dengan begitu tenang.

"Ya berarti lo emang ngomongin gue, kan?!" bentak Rania.

"Dih," gumam Aldo.

"Ran, udah.." ucap Bintang sembari merangkul Rania.

Aldo menatap Bintang dengan tajam, berani-beraninya Bintang merangkul Rania didepan suami Rania.

"Ngeliatinnya biasa aja," ucap Rania.

Aldo segera mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

"Do, lo kenapa sih?" tanya Nabila.

Rania memutar kedua bola matanya, oh.. pantes aja Aldo mau.

Orangnya lemah lembek gitu.

Bintang segera mendudukkan Rania ditempatnya.

Aldo hanya memutar kedua bola matanya dengan malas.

-13.02 Wib

Semua murid telah berkumpul membentuk lingkaran, berdiri mendengarkan ucapan guru.

"Baiklah, sekarang kalian boleh langsung bangun tenda. Setelah selesai, semua kembali berkumpul untuk mengumpulkan kayu bakar untuk api unggun malam ini. Paham?" ucap sang guru.

"PAHAM, PAK." balas semua murid.

"Sekarang kalian boleh bubar," ucap sang guru.

Semua murid mulai berhamburan dan membangun tenda.

Rania mulai menyambungkan frame (kerangka) tenda, setelah selesai ia menegakkannya dengan tinggi-tinggi.

"Waaah," gumam Rania sembari menatap frame tersebut sampai paling atas.

"Ran, lu ngapain sih?" tanya Bella sembari terkekeh.

"Bel, mayan nih buat nyolong mangga tetangga." ucap Rania sembari terkekeh.

Fafa ikut terkekeh geli, bagitupun Riki, Bintang, Gilang, Heri, Dion, dan Erlan ikut terkekeh melihat ekspresi polos Rania.

Aldo dan Devan hanya menahan tawanya dan melanjutkan kegiatannya mendirikan tenda.

"Siniin, Ran." ucap Fafa.

Rania segera meletakkan frame tersebut diatas terpal.

"Nih, gue udah kerja ya." ucap Rania.

"Ntar lo bantu pasang pasak lagi," ucap Bella.

"Yailah, kerjaan laki gitu lo kasi ke gue." protes Rania.

Bella tersenyum, "lo kan satu-satunya jiwa laki diantara kita bertiga."

"Dih, untung gue masih suka cowok. Coba aja kalo gue gak normal," gumam Rania.

"Najong," ucap Bella dan Fafa.

Rania hanya mengabaikan makian Bella dan Fafa, ia kemudian duduk diatas rumput hijau.

Selang beberapa menit, Bella kembali memanggil Rania.

"Ran," panggil Bella.

"Hm," gumam Rania.

"Pasak, bosku." ucap Bella sembari menampilkan gigi ratanya.

Rania hanya memutar kedua bola matanya dengan malas, ia kemudian berdiri dari duduknya.

Rania mengambil pasak dan mencari batu.

Rania segera mengambil batu yang cukup besar. "Shh.. akh!" gumamnya dan kembali melepaskan batu tersebut.

Lengan Rania langsung ditarik, membuat batu tadi tidak jadi menimpa kaki Rania.

Rania menoleh, ia kemudian mengerutkan dahinya.

Aldo?

Aldo membalikkan tangan Rania, terlihat luka yang ditelapak tangan Rania kembali berdarah.

"Udah tau tangan masih luka, masih aja mau kerja ginian." ucap Aldo dan segera merampas pasak yang ada ditangan Rania.

Rania memelototi Aldo. "Gak usah sok peduli, deh!" ucapnya dan menepis tangan Aldo dari lengannya.

Aldo langsung mengambil batu tadi, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju tenda Rania dan teman-temannya.

"Loh?" ucap Bella kebingungan.

"Perasaan tadi Rania, kok jadi Aldo?" ucap Fafa dengan bingung.

Aldo menatap Bella dan Fafa secara bergilir dengan tajam. "Tangan Rania masih sakit," ucapnya.

"Hah? Tangan lo sakit, Ran? Yang mana?" tanya Bintang yang baru saja tiba dengan khawatir.

Bintang segera memegang tangan Rania, mencari luka yang dimaksud oleh Aldo.

Aldo menatap Bintang dengan tajam, ia kemudian melepaskan tangan Bintang dari tangan Rania. "Gak usah seenaknya pegang-pegang tangan cewek, deh!" ucapnya dan menarik Rania untuk lebih dekat dengannya.

Bintang memelototi Aldo. "Lo juga pegang-pegang dia," protesnya.

"Suka-suka gue dong, gue pacarnya." ucap Aldo dengan sengit.

Bintang terkekeh. "Halah, lo orang yang udah ke sekian kali ngaku-ngaku pacar Rania."

Aldo hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh.

"Ran," panggil Bintang.

Aldo menahan lengan Rania.

"Aldo!" bisik Rania dengan kesal.

"Ran, gue rasa dia emang fans lo yang paling gila." ucap Bintang.

"Berarti lo lebih gila," balas Aldo.

"Enak aja. Noh, urusin penggemar lo dulu. Rania biar sama gue aja," ucap Bintang.

"Lo aja sana, gue maunya sama Rania." ucap Aldo.

Bintang menghela nafasnya. "Dasar gila, Rania bakal jadi milik gue!"

Rania memelototi Bintang.

"Mimpi," balas Aldo.

Bintang menatap Aldo dengan tajam, dan dibalas tatapan tajam Aldo.

"Eh, eh.. ini pada kenapa sih?" ucap Erlan menengahi.

"Mending lo cari cewek lain aja," ucap Bintang.

"Gue udah ada Rania, buat apa cari cewek lagi." ucap Aldo sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Wah.. dikasi hati minta jantung lo ya," ucap Bintang mulai kesal.

Fafa dan Bella memberikan kode kepada teman-teman Aldo dan Bintang untuk segera melerainya.

"Eh, udah.. ke sana dulu yuk, Tang." ucap Riki sembari merangkul Bintang.

"Gak, sini Ran gue bantu." ucap Bintang sembari mengulurkan tangannya.

"Gak usah, Tang." balas Rania.

"Gapapa, sini. Lo mau pasang pasak, kan?" ucap Bintang.

Aldo segera menyerahkan pasak dan batu tadi kepada Bintang. "Nih, bantuin ya."

Bintang memelototi Aldo. "Hah? Gak jadi, deh!" tolaknya.

Bintang menyerahkan kembali pasak dan batu tersebut kepada Aldo, "nih."

"Gak bisa cancel," balas Aldo.

Tanpa sengaja Bintang menjatuhkan batu tersebut.

Aldo langsung menarik lengan Rania dan berjalan mundur dengan cepat, menghindari batu tersebut.

"Akh!" pekik Bintang saat batu tersebut mengenai kakinya. "Ran, sakit nih.."

Aldo menatap Bintang dengan tajam, Bintang memang mencari kesempatan didalam kesempitan.

"Ran, akh.." ucap Bintang pura-pura kesakitan.

Bukannya membantu, mereka malah menertawakan Bintang.

"Woi, malah diketawain. Sakit, nih!" ucap Bintang. "Ran, obatin dong.."

"Ran, lo berobat aja. Dia biarin, ntar juga sembuh." ucap Aldo.

"Wah.. bener ngajak gelud lo, Do." ucap Bintang dengan geram.

"Tuh, kan. Dia sehat kok," ucap Aldo.

Rania mengerutkan dahinya.

Aldo menghela nafasnya. "Fa, Bel, obatin tangan Rania. Jangan biarin ni orang ngeganggu Rania lagi," ucapnya.

Rania memelototi Aldo. "Do, lo mau bikin temen gue ngejauhin gue lagi?" bisiknya.

Aldo mengabaikan bisikan Rania, ia kemudian berjalan menuju tendanya.

Mereka mulai bubar.

Sedangkan siswi-siswi yang melihat kejadian tersebut masih tercengang.

Bagaimana bisa 2 orang most wanted boy dari 2 sekolah menyukai seorang badgirl?

Sungguh sulit dipercaya.

Hai, guys!
Jangan lupa vote & comment!

Gimana part ini?

Tolong bantu rekomendasiin juga yaa, makasih banyak:>.

See u!

Continuă lectura

O să-ți placă și

2.7M 272K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
SAGARALUNA De Syfa Acha

Ficțiune adolescenți

3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.6M 117K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
My Sexy Neighbor De F.R

Ficțiune adolescenți

926K 13.5K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+